Mataram (Suara NTB) – Bisnis saham kadang-kadang memberi keuntungan fantastis, kadang-kadang juga meruginya tak tanggung-tanggung. Karena itu, diperlukan kecermatan. Dalam beberapa literatur, saham disebut sabagai salah satu instrument investasi. Saham adalah bukti kepemilikan nilai sebuah perusahaan atau bukti penyertaan modal.
Pemilik saham juga memiliki hak untuk mendapatkan dividen sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya. Dengan memegang saham, maka individu maupun badan bisa mengklaim kepemilikan pada suatu perusahaan terbuka. Artinya, pemegang saham berapa pun jumlah lembar yang dimilikinya berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Saham berkaitan erat dengan pasar modal. Bagi anda yang ingin bermain saham, apalagi pemain pemula. Mesti banyak belajar dulu tentang saham agar tidak bisnis ini menjadi bisnis spekulasi. Praktisi saham, SS mengatakan, bermain saham harus pandai-pandai melihat momentum. Sebelum membeli saham, jika tidak jeli, risikonya merugi.
Namun sebaliknya, saham bisa menjanjikan keuntungan bagi pemain yang pandai melihat peluang. SS menjelaskan kondisi saat ini misalnya, di tengah bayang-bayang resesi, harga – harga saham mengalami penurunan. Bahkan berdasarkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) siang, Selasa, 24 Januari 2023, harga saham gabungan berada pada Rp6.847. indeks harga saham ini tengah recovery setelah pada Desember 2022 lalu harga saham berada pada level terburuk.
Disadur dari akun media sosial saham talk, Chairul Tanjung adalah salah satu pengusaha di Indonesia yang kehilangan kekayaannya sebesar Rp2,9 triliun karena anjloknya harga saham yang dibelinya pada salah satu perusahaan. Bahkan pada Desember 2022 lalu, saham talk menyebutnya menjadi yang terburuk dalam 18 tahun terakhir, dengan kenaikan tertinggi yang hanya +0,1 persen dan penurunan terendah yang sampai -5,6 persen.
SS menyebut, karena itu, dibutuhkan kecermatan bagi yang ingin bermain saham. Saat ini harus dilihat perusahaan-perusahaan yang prospek sahamnya menjanjikan, ditengah ancaman resesi global. ST menyebut salah satunya saham-saham perusahaan yang bergerak di sektor logam mulia (emas), atau perusahaan-perusahaan tambang batu bara.
“Karena harga emas sedang naik naiknya, harga saham perusahaan emas melejit. Demikian juga, karena harga batu bara menjanjikan, harga saham perusahaan batu bara lagi naik. Ini kira-kita yang harus dicermati kalau mau bermain saham,” jelas SS.
Ditambahkan, pastikan perusahaan yang ingin dibeli sahamnya harus memiliki bisnis dan pembukuan yang sehat. kemudian, pastikan sahamnya perusahaan tersebut bisa masuk blue chip atau memiliki market besar seperti perbankan, BUMN, emas, logam. “Dan pastikan perusahaan yang ingin dibeli sahamnya memiliki sentiment yang bagus, apalagi ini tahun politik,” demikian SS. (bul)