Dompu (Suara NTB) – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Dompu ditemukan sebanyak 46 kasus pada Januari 2023. Program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan Menutup, Menguras, Menguburkan (3M) diduga tidak berjalan, sehingga nyamuk Aedes Aegypty yang menyebarkan virus dengue berkembang biak.
“Kondisi ini membuat kita menerapkan sistem surveilan aktif. Kita mendorong teman – teman Puskesmas untuk mencari kasus sebanyak – banyaknya dan melakukan investigasi. Ketika ditemukan ada warga yang demam, langsung didorong untuk berobat agar bisa dideteksi DBD atau tidak,” kata Kepala bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu, Hj. Maria Ulfah, SST, M.Kes kepada Suara NTB, Selasa 24 Januari 2023.
Diakui Hj. Maria Ulfah, temuan 46 kasus DBD se Kabupaten Dompu ini terbanyak di kecamatan Dompu sebanyak 18 kasus dan diikuti Kecamatan Kilo sebanyak 11 kasus. “Laporan yang masuk ke kita, Huu ada 2 kasus,” kata Hj Ulfah.
Pada tahun 2022 lalu, kasus DBD tidak sampai ditetapkan menjadi kejadian luar biasa (KLB) dan tahun inipun diharapkan tidak terjadi. Namun saat ini menjadi siklus berkembangnya nyamuk DBD yang harus diwaspadai bersama. “Cuaca hujan dan beberapa saat lagi berhenti ini, menjadi siklus yang disukai nyamuk DBD. Karena air yang tertampung di wadah terbuka menjadi media berkembang biaknya nyamuk DBD,” ungkapnya.
Hj. Maria Ulfah pun mendorong, program Dompu Berjasa yang dicanangkan selama ini untuk benar – benar dilaksanakan dan tidak hanya dilouncing. Program jumat bersih inipun tidak hanya membersihkan rumput dan dedaunan yang jatuh, tapi diharapkan dapat membersihkan wadah yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.
“Kita sudah memiliki program Dompu Berjasa. Program Jumat bersihnya jangan hanya rumput dan sampah yang dibersihkan, tapi tempat perindukan nyamuk juga harus dibersihkan,” harapnya.
Ia juga mengingatkan, pemberantasan nyamuk DBD tidak akan efektif dengan fogging. Fogging hanya memberantas nyamuk dewasa, tapi jentik nyamuk tetap berkembang biak. “Makanya dua hari setelah fogging, nyamuk akan kembali muncul ketika jentiknya tidak diberantas,” ingatnya. (ula)