Giri Menang (Suara NTB) – PLN diminta memperjelas Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) Jeti PLTU Jeranjang yang dipergunakan untuk bongkar batubara sebagai bahan bakar pembangkit listrik tersebut. Tidak hanya dari sisi Amdal, pihak PLN juga perlu mengkonstruksi ulang Jeti tersebut agar lebih maksimal melayani bongkar muat batubara. Menyusul abrasi kian parah di daerah setempat, ditambah kerusakan jalan di beberapa desa yang dilalui kendaraan pengangkut batubara.
Kepala Desa Taman Ayu M Tajuddin mengatakan dari hasil pertemuan dengan pihak terkait di provinsi, PLN dan kabupaten, dijelaskan oleh tim provinsi bahwa konstruksi pembangunan Jeti PLTU Jeranjang itu harus diperjelas Amdal-nya.
“Bahkan diminta agar dikonstruksi ulang untuk jeti nya menggunakan tiang pancang. Karena, sedimentasi di utara sudah sangat dangkal, sementara di selatan terjadi abrasi besar-besaran,” ungkapnya. Hal itu dibuktikan dengan hasil foto satelit.
Di mana sebelum dan sesudah PLTU ada, terdapat sekitar 100 meter lahan warga dari bibir pantai tergerus abrasi. Kalau ditotal, luas lahan yang dipekrirakan terdampak abrasi mencapai enam hektar.
Menanggapi itu, pihak PLN melalui Manager PLN UPK Lombok Nyoman Satriyadi Rai menegaskan, dulu bongkar batubara dilakukan hanya di pelabuhan Pelindo Lembar. Namun dengan adanya jeti PLTU Jeranjang itu, tersisa empat kapal melakukan bongkar batubara di Lembar. “Berkurang (bongkar batubara) dua – tiga kapal di Lembar, sisanya bongkar di Jeti PLTU Jeranjang,” kata dia kemarin.
Kapasitas bongkar batubara di Jeti PLTU sekitar 5 ribu ton, sehingga dengan dilakukan bongkar di Jeti PLTU sekitar 2-3 kapal, maka mampu mengurangi jumlah bongkar di Lembar “Itu upaya kami,” ujarnya.
Ke depannya, pihak PLTU Jeranjang akan mandiri melakukan bongkar batubara. Saat ini sedang dilakukan kajian agar temporary bisa 7,5 ribu ton per bulan, dan main Jeti ditingkatkan menjadi 10 ribu ton.
Menurut dia, untuk memaksimalkan jeti ini perlu waktu. Terkait dampak pengangkutan batubara ini, pihaknya tidak menutup mata dengan dampaknya tersebut. Pihaknya sudah melihat kondisi akses jalan yang dilalui pengangkutan tersebut memang rusak. “Kami tidak menutup mata, tapi kami sudah berupaya mengurangi dampak pengangkutan batubara ini,”kata dia. (her)