Mataram (Suara NTB) – Pengusaha Tionghoa yang ada di NTB mengajak seluruh element untuk optimis menatap perekonomian di tahun 2023 ini, kendatipun tantangannya adalah ancaman resesi ekonomi global yang melanda dunia. Salah satu tokoh pengusaha Tionghoa di Mataram, Widjanarko, pemilik Toko Sepatu Cakar Mas mengatakan, publik jangan terpengaruh isu-isu tentang ekonomi yang dapat mengakibatkan inkondusivitas ekonomi.
“Harus cerdas, jangan terpengaruh isu dan optimis serta tetap semangat,” ajaknya. Widjanarko yang juga Ketua Harian Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Provinsi Nusa Tenggara Barat ini, Kamis, 19 Januari 2023 mengatakan, ekonomi saat ini memang tidak mengalami kelesuan. Kondisi ini terjadi secara global.
Namun Indonesia tidak separah negara-negara lainnya di dunia. Kekuatan ekomomi Indonesia didorong penguasaan tambang-tambang di dalam negeri oleh negara. Sehingga pendapatan negara melalui devisa sangat membantu. Apalagi Indonesia memiliki tambang yang menghasilkan bahan baku pembuatan materai yang saat ini menjadi kebutuhan dunia.
Berdasarkan laporan yang disampaikan Presiden Joko Widodo, neraca perdagangan Indonesia dengan Tiongkok surplus. “Negara kita masih lebih untung dari pada negara-negara lain. Kita memiliki sumber daya alam yang tidak dimiliki negara lain. Ini yang membuat kita (pengusaha) tetap optimis,” ujarnya. Kendatipun, pada sektor-sektor tententu, usaha tidak sebagus yang diharapkan.
Misalnya usaha fashion. Karena sektor pariwisata yang salah satu menjadi daya dorongnya tengah mengalami masa pemulihan. “Pariwisata sedang belum pulih. Sehingga pergerakan ekonomi sebagai salah satu dampaknya masih pulih merangkak. Yang terpenting, masih tetap bertahan dulu. Tapi tidak sampai terjadi PHK,” imbuhnya.
Secara khusus, NTB ini lanjut Widjanarko, adalah daerah yang menarik bagi investasi. Ia memfasilitasi pertemuan dengan Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah dengan investor sektor perkebunan. Saat itu, investornya membutuhan lahan seluas 30.000 hektar untuk pengembangan tebu. Namun kebutuhan tersebut nampaknya tidak dapat dipenuhi oleh pemerintah daerah.
Investornya hanya mendapatkan lahan seluas 1.000 hektar untuk pengembangan sisal di Kabupaten Sumbawa Barat. Ditambah 3.000 hektar lahan masyarakat yang dikerjasamakan. “Artinya, iklim usaha di NTB ini cukup bagus. Sehingga optimis kita tahun 2023 ini ekonomi tetap baik-baik saja,” demikian Widjanarko. (bul)