Mataram (Suara NTB) – Pemprov NTB akan mengeluarkan surat imbauan kepada pengusaha agar tidak lagi mengirim gabah ke luar, terutama saat panen raya nanti. Surat imbauan akan dikeluarkan oleh Biro Perekonomian Setda NTB, setelah dilakukan rapat bersama membahas kenaikan harga beras, Kamis, 19 Januari 2023.
Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Baiq. Nelly Yuniarti usai mengikuti rapat menyampaikan, karena beras/gabah termasuk komoditas strategis yang tidak bisa diatur peredarannya, maka Pemprov NTB akan mengeluarkan sebatas imbauan. “Imbauannya nanti akan diterbitkan. Karena sekarang ini kita merasa kecolongan, gabah-gabah kita dibawa keluar sehingga terjadi kenaikan harga beras di dalam daerah kita,” ujarnya.
Mantan Kepala Dinas Kominfotik Provinsi NTB ini menambahkan, yang diharapkan oleh pemerintah daerah adalah, produk yang dikeluarkan oleh pengusaha sudah dalam bentuk beras, atau yang sudah dikemas (dilakukan pengolahan terlebih dahulu). Nelly tak menampik terjadinya kenaikan harga beras dalam beberapa waktu terakhir.
Setelah dilakukan identifikasi, beberapa penyebabnya, banyak beras NTB yang dibawa ke luar untuk membantu penanganan gempa Maluku beberapa waktu lalu. Selain karena banyak gabah dari NTB yang dikirim ke luar daerah oleh pengusaha. Kenaikan harga beras saat ini menurutnya setelah dilakukan penelusuran, bukan karena spekulasi pedagang/pengusaha. Melainkan, kenaikannya memang terjadi dari tingkat petani.
“Biarkan saja dulu petani menikmati hasilnya. Ndak apa-apa, kenaikannya juga tidak besar,” kata Nelly. Kenaikan harga beras masih dalam batas ditoleransi. Sehingga belum perlu reaksi langsung pemerintah daerah dan stakeholders melakukan operasi pasar (OP) beras. Terkecuali, kenaikannya tinggi, pemerintah daerah dan stakeholders memang harus mengambil langkah-langkah strategis menjaga stabilitas harga beras.
“Imlek dalam beberapa hari kedepan juga nampaknya tidak cukup besar pengaruhnya terhadap permintaan kebutuhan di pasaran. Yang kita antisipasi nanti adalah saat bulan Ramadhan. Jangan sampai harga melambung di tengah orang menjalankan ibadah puasa selama sebulan. Kita akan lakukan operasi pasar kalau saat puasa terjadi kenaikan tinggi. Kalau sekarang masih cenderung permintaan tidak bergejolak (stabil),” imbuhnya.
Sementara itu, stok beras menurut kepala dinas masih tersedia. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir kekurangan ketersediaan beras di pasaran. (bul)