Mataram (Suara NTB) – Selama ini laut seolah menjadi tempat membuang sampah bagi penumpang atau operator kapal. Kondisi ini jelas-jelas sangat merusak lingkungan dan merusak keindahan dari laut itu sendiri. Terkait hal ini, Pemprov NTB melalui Dinas Perhubungan (Dishub) NTB akan menyiapkan regulasi yang memberikan sanksi bagi penumpang atau operator kapal yang membiarkan penumpang membuang sampah di laut.
Demikian disampaikan Kepala Dishub NTB H. L. Moh. Faozal, S.Sos., M.Si., ketika memberikan sambutan pada audiensi terkait pengembangan Pelabuhan Kayangan-Pototano di Dishub NTB, Rabu (18/1).
Dalam menerapkan ini, tambahnya, pihaknya berencana menyiapkan regulasi atau Peraturan Gubernur (Pergub) yang akan memberikan yustisi ringan bagi masyarakat yang membuang sampah ke laut. Termasuk, sanksi bagi kru kapal yang tidak memperhatikan anjuran pemerintah daerah memberikan edukasi kepada penumpang tidak membuang sampah di laut.
Alhamdulillah sudah mulai berproses. Mudah-mudahan nanti tidak ada lagi masyarakat yang buang sampah ke laut. Manajemen sampah sudah hadir di dua pelabuhan, Kayangan dan Pototano. Toilet juga sudah bersih. Termasuk di kapal, sudah ada toilet yang bersih. Tidak ada lagi yang kotor-kotor. Kalau kotor, kita angkerkan Bu wagub. Kalau istilah angker di kami itu, ditidurkan, tegasnya.
Terkait Rencana Induk Pengembangan (RIP) pelabuhan di Kayangan – Pototano yang regulasinya berada di pemerintah provinsi segera disusun bersama dengan PT. ASDP Kayangan. Setelah RIP ini ada, lokasi pembuangan sampah. pedagang asongan, tempat berjualan dan lain-lain sudah ada. Bahkan, dalam desain yang ada sekarang sudah ditetapkan, namun tinggal disempurnakan. Mudah-mudahan sebelum MotoGP selesai, RIP Pelabuhan ini sudah bisa hadir, ujarnya.
Sebelumnya, mantan Kepala Dinas Pariwisata NTB ini mengungkapkan, ketika Wagub berencana menyeberang melalui Pelabuhan Pototano-Kayangan beberapa waktu lalu. Faozal mengakui, jika elemen penyeberangan di dua pelabuhan ini merasa khawatir. Apalagi jika kapal yang akan dinaiki Wagub dan rombongan tidak bersih dan tidak memberikan kenyamanan pada penumpang.
Namun, ketika Wagub dan rombongan naik salah satu kapal, merasa puas dan tidak mengeluhkan mengenai kebersihan dan penanganan masalah sampah di atas kapal selama penyeberangan.
Selain itu, Faozal mengungkapkan, belum lama ini sudah ada kapal baru yang diluncurkan untuk melayani penyeberangan Lembar-Padangbai. Pada kesempatan ini, Faozal mengakui bersyukur tidak Wagub yang meluncurkan kapal ini, karena korden yang dipergunakan kapal ini merupakan kain tenun khas Timor.
Untuk itu, ujarnya, setelah peluncuran, manajemen kapal langsung melakukan pergantian kain korden dengan kain tenun khas NTB.
Hari ini, pihak kapal sedang mencari kain di sentral-sentral industri kita yang cocok untuk kapal ini dan kapalnya sangat nyaman sekali Bu dan baru. Karena semua kapal yang kita izinkan untuk berlayar di Lembar -Padangbai dan Kayangan – Pototano syaratnya adalah kapal baru. Tidak boleh pindah lintasan masuk ke lintasan kita, tegasnya.
Sementara General Manager PT. ASDP Kayangan Masagus Hamdani, mengakui, RIP Pelabuhan Kayangan Pototano belum ada, sehingga untuk mengembangkan pelabuhan pihaknya agak kesulitan. Pihaknya ketika mengembangkan pelabuhan, dikhawatirkan berbenturan dengan pemerintah daerah setempat khususnya di Kabupaten Lombok Timur dan Sumbawa Barat.
Namun, adanya rekomendasi dari Bupati Sumbawa Barat dan Lombok Timur serta dari Dinas Lingkungan Hidup sudah dimulai dilakukan penyusunan RIP ini dan menjadikan landasan kita dalam menetapkan RIP, ujarnya.
Terkait hal ini Wagub Hj. Sitti Rohmi Djalilah, jika NTB yang menjadi tujuan wisata dari seluruh dunia, maka harus diberikan pelayanan yang baik kepada wisatawan, terutama dari sisi kenyamanan pelayanan, ramah-tamah, keindahan dan juga kebersihan.
Menurutnya, kenyamanan sangat sangat dibutuhkan oleh pengunjung. Pengunjung ketika berkunjung ke satu daerah di NTB, bukan mencari gedung-gedung tinggi, atau mencari kemewahan. Yang dicari adalah keamanan, kenyamanan, keindahan, keasrian dan lingkungan yang sehat. Maka patut diapresiasi dari ASDP dan juga dari Dinas Perhubungan dan jajarannya sudah bisa mengubah wajah pelabuhan-pelabuhan kita. Sekarang saya kalau ke Sumbawa itu, enggak perlu pikir dua kali, karena kapalnya enak, bersih toiletnya juga layak. Kemudian pelabuhannya juga bersih, ujarnya. (ham)