Giri Menang (Suara NTB) – Kapal pesiar MV Westerdam yang memiliki panjang 282,22 meter dan membawa 2.811 orang penumpang sandar di Pelabuham Gili Mas, Lembar pada Minggu, 15 Januari 2023. Kedatangan kapal pesiar itu membawa dampak signifikan bagi kemajuan pariwisata NTB khususnya Senggigi.
Ratusan wisatawan yang berkunjung ke Senggigi tepatnya di Sea View Aruna Senggigi terlihat begitu menikmati alunan musik tradisional dan tarian para penari yang menghibur mereka. Bahkan tak sungkan, mereka juga ikut menari mengikuti alunan musik khas Sasak di tepi pantai itu.
Sekitar 125 orang wisatawan kapal pesiar itu menghabiskan waktu makan siang mereka di sana. Tak kalah uniknya, terlihat ada juga di antara mereka yang begitu antusias mencoba hidangan yang disediakan.
“Kita kerja sama dengan travel agen lokal juga untuk membuat paket, sehingga saat tiba mereka sudah memilih tujuannya mau ke mana,” ujar General Manajer Aruna Senggigi, Weni Kristanti, Minggu, 15 Januari 2023.
Kolaborasi semacam ini dinilainya dapat memberi kemudahan juga bagi para wisatawan. Serta menjadi ajang untuk meningkatkan inovasi dan kreasi bagi hotel-hotel yang ada di kawasan pariwisata.
“Dengan adanya cruise (kapal pesiar) ini kan agak unik ya, mereka juga harus bisa melihat venue kita seperti apa, produk kita seperti apa. Bagaimana supaya tamu ini tetap nyaman dan tertarik untuk tetap stay di sini,” terangnya.
Aruna menyiapkan berbagai atraksi budaya, pijat tradisional, dan live music. Para pedagang suvenir yang juga diberi ruang untuk menjajakkan dagangannya agar para tamu tak perlu pergi jauh untuk mencari oleh-oleh.
“Jadi mereka mau refleksi juga bisa, pedagang kaki lima juga kita siapkan area khusus. Dan ternyata tamu-tamu ini menikmati,” tutur perempuan berkacamata ini.
Para wisatawan itu juga terlihat begitu bahagia bermain pasir di tepi pantai, bahkan berenang.
“Dengan begini kan mereka (tamu kapal pesiar) saling berbagi foto, sehingga yang di luar juga bisa tahu destinasi apa saja yang ada di Lombok,” jelas Weni.
Secara tidak langsung, kesempatan ini juga bisa menjadi ajang promosi pariwisata dan budaya secara gratis.
“Ini bisa menjadi tanda kebangkitan, bukan hanya pariwisata tapi juga ekonomi secara keseluruhan,” tutup weni. (r)