Taliwang (Suara NTB) – Kegiatan investasi di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) sepanjang tahun 2022 lalu menunjukkan menunjukkan tren positif. Setidaknya dilihat dari nilainya, di mana realisasinya mencapai Rp7,9 triliun.
Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) KSB, peningkatan nilai realisasi investasi itu secara rinci mencapai sebesar Rp7.943.158.052.462. Jumlah itu melampaui jauh target yang ditetapkan bagi KSB untuk sepanjang tahun 2022 yakni sebesar Rp4.267.143.660.140. “Dengan capaian itu kita melampaui jauh target yang ditetapkan,” kata sekretaris DPMPTSP KSB, Slamet Riadi.
Nilai investasi sebesar itu, dikatakan Slamet diperoleh dari rarusan perusahaan yang terdaftar sepanjang tahun 2022. Baik yang mendaftar melalui aplikasi One System Submission (OSS) maupun secara manual di kantor layanan DPMPTSP KSB. Rinciannya terdiri dari 980 kegiatan penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan sisanya 16 kegiatan adalah penanaman modal asing (PMA).
Untuk bentuk kegiatannya, investasi-investasi yang terdata itu pada kegiatan PMDN umumnya bergerak di bidang usaha layanan jasa. Sementara usaha yang dimodali oleh PMA rata-rata bergerak di bidang jasa pendukung pariwisata. “Yang PMA ini di luar sektor tambang, mereka banyak main sektor pariwisata. Seperti misalnya merekai mau buat hotel, resort dan pendukung bidang pariwisata lainnya,” papar Slamet.
Meski dari sisi nilai investasi tinggi, Slamet menyatakan, soal pelaporan masih banyak perusahaan yang abai. Ini dilihat dari masih minimnya perusahaan yang datang melaporkan diri atas keberadaan meredaan mereka di daerah. Sepanjang tahun 2022 lalu dalam catatan DPMPTSP untuk kegiatan investasi PMDN hanya terdata 75 kegiatan melaporkan diri dan PMA dari 16 kegiatan sebanyak 13 menyampaikan laporan. “Harusnya setelah mereka mendaftar di OSS mereka datang melaporkan diri,” cetus Slamet.
Ia memperkirakan, pada tahun 2023 ini nilai investasi yang masuk ke KSB akan terus bertambah. Salah satu yang memicunya adalah keberadaan pabrik smleter. Menurut Slamet, keberadaan pabrik pengolah konsentrat tambang mineral itu akan banyak membuka peluang usaha baru dalam bentuk industri turunannya. “Perkiraan kita tahun ini bisa jadi realisasi nllai investasi kita tembus sampai sepuluh triliun,” klaimnya. (bug)