Awali Tahun 2023, P3A Pelopor Desa Gondang Gelar “Diwasa Melong Penembeq”

Pengurus P3A Pelopor, Desa Gondang, Kabupaten Lombok Utara (KLU) mengawali  tahun 2023 dengan semangat bertani. Pada musim tanam pertama musim hujan tahun ini, P3A bersama anggota, tokoh masyarakat beserta dinas dan Pemdes, menggelar ritual “Diwasa Melong Penembeq” atau dalam bahasa Indonesia berarti mengawali prosesi tanam padi perdana di hari yang dianggap bagus.

Prosesi itu sejatinya telah lama vakum sejak diwariskan secara turun temurun. Tidak banyak ritual kearifan lokal yang terjaga. Pengurus P3A Pelopor Desa Gondang, lantas membangkitkan kembali kesakralan prosesi tersebut mulai 2023 dan seterusnya.

Prosesi ritual ini berjalan beriringan dengan falsafah agama. Dimana, acara dimulai dengan terlebih dahulu melakukan zikir dan doa secara Islam. Setelah itu dilanjutkan dengan ritual memotong hewan kurban berupa seekor ayam jantan sebagai filosofi bentuk pengorbanan petani. Setelah itu, dilakukan dengan menanam padi secara simbolis.

“Diwasa ini bermakna mengawali penanaman di hari baik. Lokasi mengawalinya pun di lahan Pecatu milik P3A. Artinya, lahan-lahan sawah seluruh petani di Desa Gondang ini, hanya boleh menanam setelah prosesi Diwasa Melong Penembeq ini selesai,” ujar pengurus P3A Pelopor Rusmaidi.

Bagi semua petani P3A Pelopor, Diwasa ini berarti pula Awig-awig – hukum tak tertulis, yang diikuti oleh awig-awig lain. Misalnya, pengelolaan hasil bumi untuk Pengurus P3A yang membawahi Pekasih (juru pintu air), serta pengelolaan hasil bumi dari lahan Pecatu P3A.

Setiap tahunnya, tiap petani pemilik lahan diwajibkan untuk memberikan sebagian kecil atau seikhlasnya, dari hasil bumi mereka untuk Pekasih. Sebab, juru pintu air ini sama sekali tidak bergaji. Tanggungjawabnya besar, terutama dalam mengatur sumber daya air untuk setiap petak lahan, baik di musim hujan maupun kemarau. Pekasih memiliki peran sangat penting dalam membagi debit air, sehingga tidak satu pun petani merasa diabaikan saat mereka membutuhkan.

Rusmaidi menyebut, P3A Pelopor menaungi tata kelola pertanian pada lahan seluas 250 hektare. Lahan seluas itu terbagi ke dalam 2 Blok, yaitu Lekok Timuk Orong (Kali) atau Blok Gondang 2, dan Lekok Bat Orong atau Blok Gondang 1. Setiap Blok membawahi 10 blok irigasi sekunder, dan blok irigasi sekunder membawahi kelompok-kelompok tersier atau petani penerima akhir. Sistem itu dijalankan bersama secara konsisten, dengan semangat keutuhan menuju kemandirian swasembada pangan khususnya di tingkat pemilik lahan.

“Alhamdulillah, sejak pengaturan air dari awig-awig yang diwariskan orang-orang tua kita terdahulu, sektor pertanian kita bisa berjalan lancar. Petani tidak sampai berkelahi karena harus rebutan air, terutama di musim kemarau,” tegas Edi.

Lahan persawahan di bawah P3A Pelopor tergolong konsisten dengan pola tanam padi, padi dan palawija. Lahan ini juga dikenal sangat produktif, bahkan menjadi tumpuan produksi untuk kebutuhan pangan (gabah/beras) bagi masyarakat KLU. Di saat musim panen raya, gabah yang tidak tertampung oleh pengusaha lokal dijual ke pengusaha luar daerah. Satu hektar lahan di wilayah ini menghasilkan gabah berkisar 6 ton di musim hujan, dan 8 – 10 ton di musim kemarau.

Sementara, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan KLU  Tresnahadi, mengapresiasi tradisi Diwasa Melong Penembeq oleh P3A Pelopor. Ia berharap, kelompok tani lain dapat melakukan tradisi serupa secara bersama-sama dikarenakan memiliki filosofi mendalam.

“Ini tidak hanya simbol dimulainya musim tanam untuk semua areal pertanian di desa Gondang, tetapi juga wujud kekompakan petani yang patuh terhadap sistem tata kelola pertanian yang berkeadilan,” ungkapnya.

Tresnahadi bahkan berharap kepada Pemdes Gondang, agar tradisi ini dikemas untuk skala lebih besar pada tahun-tahun mendatang.

Sementara, tokoh masyarakat sekaligus Budayawan KLU, Lalu Win Suryatna, mendukung tradisi tersebut. Ia mencatat 2 poin penting dalam prosesi Diwasa Melong Penembeq. Pertama, prosesi ini merupakan napak tilas dari kearifan lokal yang diwariskan orang tua dalam mengelola pertanian yang berkeadilan dan berkemajuan untuk semua petani. Kedua, prosesi ini adalah bagian kecil dari amanat terbentuknya Lombok Utara yang berlandaskan falsafah Tioq Tata Tunaq.

“Tioq Tata Tunaq ini menggambarkan hubungan tiga dimensi, tiga elemen dalam ilmu sosial. Bahwa manusia berhubungan dengan sesama, berhubungan Allah, dan berhubungan dengan alam. Semoga Diwasa ini memberi kesejahteraan untuk petani di Desa Gondang,” katanya. (ari)





Digital Interaktif.

Edisi 1 Januari 1970

Bulan Suci Berbagi, Servis Motor di MPM Lotim Gratis Takjil

0
Selong (Suara NTB) – Memasuki Bulan suci Ramadhan 1444 H/2023, bengkel AHASS MPM Lotim membuat program servis murah bagi pelanggan setianya yang berdomisili di...

Latest Posts

Bulan Suci Berbagi, Servis Motor di MPM Lotim Gratis Takjil

Selong (Suara NTB) – Memasuki Bulan suci Ramadhan 1444...

Awasi Pemilu, Bawaslu Loteng Gandeng ’’Influencer’’

Mataram (Suara NTB) - Keberadaan para pegiat media sosial...

1 April, Pejabat Fungsional yang Disetarakan Jadi Fungsional Penuh

Mataram (Suara NTB) – Tanggal 1 April 2023 mendatang,...

Beri Rasa Aman, Polisi Gelar Razia Petasan di Awal Ramadhan

Praya (Suara NTB) - Memasuki bulan Ramadhan tahun ini...

Puasa Ramadhan, Bupati: Momentum Mengubah Tabiat

Selong (Suara NTB) - Bupati Lombok Timur (Lotim) H....