Koperasi Porang Berkah Gumi Lombok (BGL) Kabupaten Lombok Utara (KLU), terus menunjukkan perkembangan usaha. Setelah ekspor perdana beberapa waktu lalu, kini BGL membangun bangunan tempat oven untuk mendukung proses rekayasa pengeringan.
HAL itu disampikan Pembina Porang Lombok Utara, sekaligus Pengawas Operasi BGL, Prof. Suwardji, M.App.Sc., Ph.D. Kepada koran ini, Guru Besar Ilmu Tanah Universitas Mataram ini menyatakan, pembangunan oven sudah berproses. Diawali pada awal Desember 2022 lalu, pengurus dan anggota koperasi sudah menggelar ritual adat.
“Jadi pembangunan oven porang mengikuti pranata adat di Bayan, kearifan lokal setempat tidak kita tinggalkan,” ujar Suwardji.
Dijelaskan, Astra memberikan bantuan kepada petani porang sebesar Rp 150 juta. Terbagi ke dalam penyertaan modal di Koperasi Rp 50 juta, dan sisa Rp 100 juta lagi diberikan kepada BGL untuk fisik bangunan dan mesin.
Menurut Suwardji, dengan adanya oven pengering porang ini, BGL sudah bisa memenuhi satu tahap harapan eksportir, yakni rekayasa pengeringan. Betapa tidak, pihak Joglo sebelumnya telah mewanti-wanti adanya bangunan oven porang untuk menghindari ketergantungan pengeringan alamiah dengan sinar matahari. Proses alam ini sendiri telah terbukti memiliki kelemahan, yaitu chip porang rentan jamur jika disimpan untuk waktu yang lama.
“Kapasitas oven pengering yang disiapkan 5 ton kering per hari, jadi sehari itu nanti harus ada bahan baku25 ton porang basah,” sebut Suwardji.
Ia menyambung, kapasitas oven saat ini disesuaikan dengan kondisi interland porang di Lombok Utara. Namun demikian, menyadari kebutuhan per hari yang cukup tinggi, ketersediaan bahan baku di KLU dinilai Prof. Suwardji, akan habis diproses chip hanya dalam beberapa bulan saja jika oven sudah berjalan.
“Dan oven ini ramah lingkungan. Nanti bahan baku untuk pengeringannya menggunakan limbah pertanian, bisa batang jagung, bonggol jagung, kayu limbah, sehingga petani porang tidak merusak lingkungan,” tegasnya.
Dengan adanya oven ini, BGL tentu akan memulai kinerja produksi dengan lebih baik. Bahkan, kesinambungan usaha akan lebih terjamin karena BGL bertindak selaku leader untuk jangkauan ekspor khususnya di Indonesia Timur. (ari)