Stok Beras NTB Masih Tersedia 21 Ribu Ton

0
Kepala Pimpinan Wilayah Perum Bulog NTB, Abdul Muis melakukan pengecekan gabah-gabah yang masuk ke gudang Bulog. (Suara NTB/ist)

Mataram (Suara NTB) – Perum Bulog NTB memastikan jika kebutuhan beras aman. Artinya masyarakat NTB tidak perlu khawatir akan kebutuhan beras sebab ketercukupan sangat tersedia. Stok yang dimiliki saat ini mencapai 21 ribu ton tersebar digudang yang dimiliki Bulog NTB.

Pimpinan Wilayah Bulog NTB Abdul Muis menyebutkan, NTB sebagai lumbung pangan tidak hanya untuk kebutuhan regional tapi mapu memasok ke provinsi lain. Terdapat 8 provinsi di Indonesia yang dipasok oleh NTB.

“Ini sungguh membanggakan karena kita bisa pasok untuk kebutuhan ke provinsi lain seperti ke Sumut, Sumbar, Bengkulu, Jambi, Kalbar serta NTT. Jadi saya menilai bahwa Provinsi NTB berkontribusi dalam menjaga pasokan dan stabilisasi kedaerah lain,” ungkapnya.

Ia menegaskan bahwa stok 21 ribu ton ini aman hingga 6 bulan kedepan. Sementara panen diperkirakan pada awal Februari atau akhir Maret 2023 sudah mulai berlangsung.

Dengan adanya suplai ke daerah lain lanjutnya memberikan manfaat yang positif bagi Provinsi NTB dalam rangka ketersediaan space gudang dalam memasuki pengadaan pada Bulan Februari atau Maret 2023.

“Sehingga stok yang dikuasai Perum Bulog NTB sampai Bulan Juli sekitar 115.000 ton tapi dalam rangka pemerataan stok dan ketersediaan secara nasional NTB berkontribusi, kurang lebih 80 ribu ton stok Bulog NTB disebar ke provinsi lain,” ungkapnya.

Bulog saat ini tidak hanya ditugaskan untuk menyerap gabah petani namun juga oleh pemerintah ditugaskan untuk menyerap kedelai. Bahkan telah menjual sekitar 6.000 ton kedelai atau 6 juta kilogram kepada perajin tahu tempe di NTB.

Tidak hanya itu, Bulog juga menjadi pioner dalam stabilisasi minyak goreng, dimana ditengah harga minyak goreng Tp27 ribu perliter Bulog menjual dengan harga Rp14.000.

“Bulog hadir bersama pemerintah daerah dengan menggelontorkan sekitar 600 ton minyak goreng ke pasar sehingga alhamdulillah kita tidak lagi mendengar harga minyak goreng tinggi,” paparnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB Haji Fathul Gani mengatakan bahwa dalam tiga tahun terakhir kecenderungan luas lahan tanam padi berkurang. Akan tetapi patut disyukuri pada tahun 2022 ini target produksi padi tercapai bahkan meningkat.

Untuk tahun 2021 produksi beras 802 ribu ton namun ditahun 2022 ini meningkat menjadi 829.000 ton jadi ada tren peningkatan.

“Disaat lahan berkurang maka fokus yang dilakukan adalah bagaimana sistem pengolahan pertanian ditingkatkan. Kemudian yang lain lagi NTB masuk dalam kategori provinsi yang sangat tahan sebab dari sisi ketahanan sangat tahan karena indeks kita 75,61 point tahun 2021 dan tidak terlalu jauh dengan tahun 2022. Pada prinsipnya kategori NTB untuk saat ini pada posisi 16 dengan point 75,61,” imbuhnya.

Akan tetapi terdapat 3 kabupaten dan 1 kota yang harus diwaspadai karena sangat tergantung terhadap suplai bahan pokok terutama Kota Bima, KLU dan Kota Mataram. Jika terjadi demo atau menutup jalan serta akses tertutup maka distribusi terganggu.(bul)