Giri Menang (Suara NTB) – Pencarian M. Zaenul Royan (16), pelajar asal Dusun Puyahan, Desa Lembar Selatan, Kecamatan Lembar yang hilang terseret arus sungai di Dusun Monto Desa Kuripan, Lombok Barat (Lobar), Minggu, 5 Desember 2022, hingga Senin, 5 Desember 2022 belum membuahkan hasil. Proses pencarian yang telah memasuki hari kedua ini, terkendala cuaca dan medan serta besarnya arus air sungai.
Proses pencarian korban dilanjutkan Senin kemarin setelah pada Minggu, 4 Desember 2022 belum membuahkan hasil. Pencarian dengan menyisir sungai melibatkan tim Basarnas Mataram, aparat Polri, TNI, PMI, dibantu keluarga dan warga sekitar. Pihak keluarga yang hadir menyaksikan pencarian di lokasi kejadian, tampak tak bisa menyembunyikan rasa kesedihan. Mereka menangis di sekitar lokasi, sembari berharap korban segera ditemukan.
Namun hingga siang hari kemarin, tim tak juga menemukan tanda-tanda keberadaan korban. Sore hari, pencarian dihentikan karena kondisi air sungai kian membesar akibat hujan di daerah hulu.
Humas Basarnas Mataram, Agus Hendra Sanjaya mengatakan pencarian hari kedua ini masih nihil. “Pencarian masih nihil, dan belum ada perkembangan tanda-tanda,” kata dia. Agus mengatakan, tim gabungan dibantu warga melakukan pencarian dengan menyisir sungai sejauh 5 kilometer dari lokasi kejadian. Selain menyisir sungai, pencarian dilakukan dengan cara penyelaman di lokasi korban tenggelam. Namun belum juga membuahkan hasil.
Sementara itu Kades Kuripan, Hasbi, yang turut membantu melakukan pencarian mengatakan bahwa sejak hari Minggu lalu, hingga malam hari dilakukan pencarian terhadap korban. Kemudian pencarian dilanjutkan pada Senin pagi. “Tapi belum juga ditemukan,” jelas dia. Pihaknya sendiri mendapatkan informasi tentang kejadian itu, Minggu siang, setelah hampir 30 menit terjadi korban tenggelam. Begitu mendapatkan informasi, pihaknya langsung terjun ke lokasi.
Kemudian Kapolsek bersama anggota turun ke lokasi melakukan pencarian dibantu warga.Selang beberapa waktu kemudian, barulah tim Basarnas tiba di lokasi. Di sungai itu, lanjut dia, tidak pernah dipakai untuk mandi sejak beberapa tahun terakhir. Warga dilarang mandi di lokasi itu karena kondisi berbahaya dan dianggap angker.
Beberapa kali kata dia, pernah terjadi warga terseret dan penemuan mayat di sekitar sungai tersebut. Atas kejadian menimpa korban ini, pihaknya pun akan memasang plang larangan di lokasi itu. Pihaknya melarang warga mandi di lokasi sungai untuk mencegah terjadinya kejadian serupa. “Kami akan pasang plang peringatan atau larangan di sungai itu. Warga tidak boleh mandi,” tegas dia. (her)