Selong (Suara NTB) – Tahun 2022 ini Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Lombok Timur (Lotim) sebesar 67,59. Angka ini meningkat 1,40 persen dibanding 2021 sebesar 66,66. Pertumbuhan IPM 2022 tertinggi kedua se NTB setelah Kabupaten Lombok Utara (KLU) yang mencapai 1,44 dari 10 kabupaten/kota. Pertumbuhan IPM Lotim ini melampaui rata-rata nasional dan Provinsi NTB.
“Tahun ini cukup bagus Lotim pertumbuhannya,” ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Lotim, Lalu Putradi, Jumat, 2 Desember 2022.
Disebutkan, rata-rata pertumbuhan IPM NTB tumbuh 1,18 persen dan rata-rata pertumbuhan nasional 0,86 persen. Lalu Putradi menjelaskan, IPM diukur tiga dimensi, yakni kesehatan pada Usia Harapan Hidup (UHH), pendidikan rata lama sekolah dan harapan lama sekolah serta ekonomi pengeluaran per kapita.
‘’Usia harapan hidup warga Lotim tahun 2022 66,55 tahun meningkat 0,59 persen dibanding 2021 sebesar 66,16. Tahun 2020 65,97 persen dan 2019 sebesar 65,74 persen,’’ tambahnya.
Pendidikan, digambarkan dari harapan lama sekolah dan rata lama sekolah. Harapan lama sekolah 14,05 tahun. Meningkat 1,08 persen dibanding 2021 13,9 tahun. Tahun 2020 13,69 tahun dan tahun 2019 13,51 tahun. Rata-rata lama sekolah 7,04 tahun naik 4,92 persen dibanding 2021 selama 6,71 tahun. Tahun 2020 selama 6,70 tahun dan tahun 2019 6,69 tahun
Pada indikator ekonomi dilihat dari standar hidup layak dengan menghitung rata-rata pengeluaran per kapita per tahun. Lotim meningkat 1,92 persen dibanding 2021. Yakni rata rata pengeluaran sebesar Rp 9,450 juta per kapita per tahun menjadi Rp 9.631 juta per kapita per tahun.
Kondisi ini menempatkan IPM Lotim 2022 peringkat naik satu peringkat, dari posisi 8 ke posisi 7 dari di seluruh kabupaten/kota se NTB. Tahun 2019, peringkat 9, tahun 2020-2021 peringkat 8 dan baru tahun 2022 di posisi 7.
Lotim menyalip Kabupaten Loteng yang berada di peringkat 8. Adapun nomor urut pertama masih diduduki Mataram, sedangkan KLU posisi ke 10. Meski posisi terakhir namun KLU paling tinggi pertumbuhannya se NTB.
Kabupaten Loteng dengan keberadaan Bandara Internasional Lombok dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika menempatnya cukup baik dari sisi ekonomi. Tidak dipungkiri karena anggaran pembangunan dari pemerintah pusat dan investasi di Loteng cukup besar. Tapi dimensi harapan hidup, dan pendidikan digabung semua menempatkan Lotim bisa lebih tinggi dibanding Loteng.
Dikatakan Lalu Putradi, selama dua tahun terakhir ini BPS telah merekomendasikan kepada pemerintah daerah agar bisa meningkatkan IPM. Rekomendasi BPS ini sangat direspons oleh Bupati Lotim. (rus)