Mataram (Suara NTB) – Pameran wastra NTB resmi dibuka oleh Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) NTB Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah, di Museum Negeri NTB, Kamis (1/12). Acara ini juga dihadiri Ketua Dharma Wanita Persatuan NTB Hj. Lale Prayatni, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB Dr. H. Aidy Furqan, M.Pd., Kepala Satuan Polisi Pamong Praja NTB Dr. Najamuddin, Kepala Museum Negeri NTB Ahmad Nuralam, S.H., M.H., dan lainnya.
Ketua Dekranasda NTB Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah, menjelaskan, pameran wastra ini digelar serangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) NTB ke 64. “ Ini sebagai wujud kecintaan kita pada Nusa Tenggara Barat hari ulang tahun yang ke-64. Jadi kita menggali pesan-pesan yang tersirat dan tersurat dalam peninggalan bersejarah,” ujarnya.
Diakuinya, wastra selalu menarik, karena setiap daerah di NTB memiliki jenis kain tenun dan motif tersendiri, termasuk memiliki sejarah yang panjang. Ketua Tim Penggerak PKK NTB ini menyebut kain Kre Alang Maraja Sangaji. Menurutnya, kain ini menggambarkan lambang dua kesultanan di Pulau Sumbawa, yakni Garuda Berkepala Dua, lambang Kesultanan Bima dan Lipan Api (Naga), lambang Kesultanan Sumbawa. Kain ini dipergunakan saat pernikahan agung antara Sultan Bima Abdul Hamid Ruma Mantau Asi Saninu dengan Sultanah Sumbawa, Shafiatuddin pada tahun 1790.
Hal senada disampaikan Kepala Museum Negeri NTB Ahmad Nuralam. Pihaknya mengharapkan pameran wastra NTB ini menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk hadir di museum, sehingga masyarakat lebih banyak tertarik datang.
Selain itu, kegiatan ini sebagai magnet para pengunjung untuk berkunjung di pameran wastra NTB, karena digelar hampir sebulan. Pihaknya menargetkan target kunjungan bisa di atas 10.000 orang. Apalagi dari pengalaman pagelaran pameran beberapa waktu lalu, jumlah pengunjung cukup banyak.
‘’Kemarin sudah ada konfirmasi dari SMPN 2 Sumbawa dan dari beberapa kabupaten juga akan datang. Jadi mereka study tour mengisi liburan dan mereka akan hadir di sini,’’ ujarnya.
Pada pameran ini, pihaknya juga menggunakan aplikasi SEGA (Sekardiyu Audio Guide) yang bisa dijadikan sebagai proses pembelajaran bagi pengunjung yang ke museum. Menurutnya, para pengunjung bisa mengaktifkan smartphone-nya dan melakukan scan pada barcode yang sudah disediakan. Nantinya, para pengunjung akan mendapat informasi, dalam bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris.
‘’Nah itu kan sesuai dengan tema kita, yakni Museum NTB Kreatif, Inovatif dan Kolaboratif menuju museum digital. Jadi ini adalah rangkaian panjang dari proses menuju museum digital. Inovasi ini menjadi titik tolak untuk kita ke depannya menggunakan teknologi pendekatan teknologi. Dan mungkin di NTB kitalah yang pertama kali,’’ terangnya. (ham)