GENERAL Manager (GM) Unit Induk Wilayah NTB Sudjarwo menegaskan, sekarang ini PLN Wilayah NTB sedang menjalankan program transisi, dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil menjadi pembangkit berbahan bakar yang ramah lingkungan. Sudjarwo mengaku, pihaknya sudah melakukan uji coba di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) menggunakan biomassa sampai 100%.
‘’Dan itu sudah kita laksanakan pada tanggal 27 Oktober kemarin. Kemudian berikutnya kalau untuk yang di Sumbawa itu kita akan konversikan pemakaian biomassa ini sampai 100% untuk continue untuk satu unit. Karena kebutuhannya per hari itu sekitar 300 ton, kemudian yang sudah confirm 150 ton per hari,’’ ungkapnya usai diskusi bersama Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah dan jajaran di Mataram, Rabu, 30 November 2022.
Sementara di Pulau Lombok, tambahnya, PLTU Ciranjang sekarang ini juga sebenarnya sudah berjalan, co-firing sebagian bahan bakar batubara itu dengan biomassa. Biomassa ini meliputi serbuk kayu, kemudian ada sekam padi ada juga sampah dari TPA Kebon Kongok yang sudah dimanfaatkan sekitar 3% dari kebutuhannya, yaitu kebutuhan per harinya untuk PLTU Jeranjang itu 1.500 ton per hari.
Mengenai dukungan dari Pemprov NTB, diakuinya, sudah maksimal. Bahkan Wakil Gubernur NTB memimpin diskusi bersama pihak PLN dan stakeholder lainnya terkait transisi pembangkit listrik batubara menjadi biomassa. Menurutnya, kehadiran beberapa pimpinan Organisasi Perangkat Daerah yang rapat bersama Wakil Gubernur membantu mewujudkan transisi PLTU ini menjadi berbahan bakar biomassa.
‘’Kita juga sudah diminta segera membicarakan hal-hal yang lebih teknis dan lebih detail gitu ya kebutuhan kita, seperti apa nanti skema, maupun teknis pemenuhan kebutuhan ini sudah seperti apa,’’ ujarnya.
Diakuinya untuk transisi masalah energi ini, NTB sangat bagus (leading) untuk transisi energi dari energi fosil ke energi batubara. Di NTB ada lima unit mesin yang siap melaksanakan program transisi, yakni di Pulau Lombok 3×25 MW dan Pulau Sumbawa ada 2×7 MW.
Sementara mengenai potensi pihaknya sudah menghitungnya, seperti sekam padi dan bahan baku lainnya dengan kebutuhan yang lebih banyak. Pihaknya dalam waktu dekat akan melakukan penandatanganan kerjasama dengan Pemprov NTB dalam penyediaan bahan baku yang dibutuhkan.
Mengenai harga bahan baku dari masyarakat, diakuinya, Wakil Gubernur akan mendukung regulasi dengan tujuan bisa mendukung pelaksanaan transisi pembangkit listrik bahan bakar batubara ke biomassa, termasuk akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat, maupun PLN. (ham)