Mataram (Suara NTB) – Dirjen Migas Kementerian ESDM menambah kuota elpiji 3 Kg untuk wilayah NTB sebanyak 6.346 metrik ton. Sebelumnya, tahun 2022 ini NTB mendapat kuota sebanyak 122.709 metrik ton. Setelah ditambah, kuota ini menjadi 129.055 metrik ton (Mton).
Kepala Dinas ESDM Provinsi NTB, Zainal Abidin di ruang kerjanya, Selasa, 29 November 2022 menyampaikan, keputusan penambahkan kuota LPG subsidi ini tertuang dalam surat keputusan Menteri ESDM RI, Nomor 134.K/HK.02/DJM/2022 tentang perubahan atas keputusan Menteri ESDM sebelumnya nomor 1.K/HK.02/DJM/2022 tentang penugasan kepada PT. Pertamina (Persero) dalam penyediaan dan pendistribusian isi ulang LPG tabung 3 Kg tahun 2022.
Dengan penambahan kuota ini, maka masing-masing kabupaten/kota di NTB mendapatkan jatah tahun menjadi Kabupaten Sumbawa Barat 18.813 Mton, Kabupaten Lombok Tengah jadi 25.197 Mton, Kabupaten Lombok Timur jadi 30.579 Mton. Kabupaten Lombok Utara jadi 5.520 Mton, Kota Mataram jadi 18.799 Mton, Kabupaten Sumbawa jadi 11.312 Mton, Kabupaten Dompu jadi 5.469 Mton, Kabupaten Bima jadi 7.098 Mton, Kabupaten Sumbawa Barat jadi 3.125 Mton, dan Kota Bima jadi 3.143 Mton.
Sebelumnya, Zainal Abidin mendampingi Bupati Sumbawa menemui Dirjen Migas Kementerian ESDM untuk menambah kuota LPG 3 Kg agar masyarakat tidak kesulitan mendapatkan stok isi ulang. Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah juga bersurat ke Kementerian ESDM untuk mendapatkan tambahan se NTB. “Akhirnya dipenuhi permintaan NTB. Sudah dieksekusi langsung sama Pertamina. Jadi stok LPG 3 Kg di lapangan boleh dibilang sangat berkecukupan. Kita mau menghadapi tahun baru tidak ada masalah,” ujarnya.
Kepala dinas menambahkan, tantangannya setelah diberikan tambahan kuota ini adalah harus terserap maksimal oleh konsumen. jika tidak, konsekuensinya tahun depan (2023) kuota NTB bisa dikurangi. “Kalau tidak habis kuota tambahan yang diberikan tahun ini, tahun depan bisa turun kuota kita,” jelas kepala dinas. Namun yang terpenting menurutnya, masyarakat tidak kesulitan mendapatkan pasokan LPG subsidi. Diketahui tahun 2019-2020 proses konversi dilaksanakan di Pulau Sumbawa. Pengguna bahan bakar minyak tanah diganti dengan LPG. (bul)