Tahun 2022, Empat Investasi Besar Jadi Atensi NTB

0
Proyek pembangunan smelter di Kabupaten Sumbawa Barat, salah satu dari empat investasi menonjol (besar) yang menjadi atensi DPMPTSP Provinsi NTB. (Suara NTB/alfan)

Mataram (Suara NTB) – Pemprov NTB optimis target investasi akan mampu tercapai di tahun 2022 ini. Sejumlah investasi yang cukup menonjol di tahun ini menjadi atensi Pemprov NTB.

Setidaknya ada empat investasi yang paling menonjol (besar) yaitu pembangunan smelter di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), pembangunan Hotel Kempinski di Teluk Mekaki Lombok Barat (Lobar), pembangunan Eco Solution serta rencana pembangunan Kereta Gantung di Karang Sidemen di Lombok Tengah.

H. Mohammad Rum (Suara NTB/alfan)

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi NTB, Ir. H. Mohammad Rum M.T mengatakan, di tahun 2022 ini, pembangunan smelter telah memberikan kontribusi yang besar bagi daerah. Indikatornya yaitu di triwulan III-2022, hampir Rp 11 triliun investasi yang tercatat dari smelter saja, termasuk PT. Amman Mineral di dalamnya.

‘’Sekarang mereka dalam tahap konstruksi. Kemarin kami menerima tamu dari BKPM untuk meninjau ke sana. Jadi sekarang kami memastikan bahwa proyek ini bisa berjalan cepat dan dengan adanya smelter ini tentunya ini bisa memberi nilai tambah bagi daerah kita. Sebab ini industri turunan bagi hasil tambang,’’ ujar Mohammad Rum saat berbincang dengan Suara NTB, Jumat, 18 November 2022.

Adapun investasi pembangunan kereta gantung oleh Indonesia Lombok Resort saat ini tahapannya dalam proses DED. Investor sudah mendatangkan enam orang tenaga ahli dari Tiongkok, karena belum ada tenaga ahli dari dalam negeri untuk proyek kereta gantung ini. Setelah DED, tenaga ahli akan membuat rencana kerja dalam jangka 10 tahun yang nantinya harus disahkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Setelah proses itu selesai, barulah akan dibuat Amdalnya.

“Insya Allah tanggal 18 tahun 2022 ini yang merupakan rangkaian dari HUT NTB akan dilakukan seremoni atau soft ground breaking, atau cikal bakal ground breaking karena belum ada Amdal. Ini project investasi yang luar biasa bagi kita khususnya bagi NTB. Ini memperkaya destinasi wisata di NTB,” ujar Rum.

Dalam kesempatan tersebut, Rum mengatakan, bahwa di NTB sudah ada Satgas Investasi yang fungsinya untuk mempercepat investasi dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi di lapangan. Kemarin,  Satgas Investasi telah melakukan pertemuan untuk menyelesaikan sejumlah persoalan jelang tutup tahun. Keberadaan Satgas Investasi ini dinilai telah memberi andil terhadap penyelesaian investasi yang mangkrak, yang bermasalah dan lain sebagainya.

‘’Satgas ini miniatur Forkompinda, tim kerjanya memang beliau-beliau yang memiliki kapasitas. Saya sebagai ketua Tim Satgas, wakilnya adalah Pak Wakapolda, Pak Kasrem, Pak Wakil Kajati. Anggotanya ada dari BPN, Bakesbangpoldagri, Inspektorat, Kasat Pol PP, Biro Hukum dan lainnya,’’ katanya.

Salah satu contoh pekerjaan yang telah diselesaikan oleh Satgas Investasi ini adalah investasi Balai Seafood Internasional (BSI) yang sudah mangkrak selama dua tahun. Penanaman Modal Asing (PMA) asal Amerika Serikat ini mangkrak, padahal ini sangatlah strategis. Lahannya milik Pemprov NTB, namun bangunan milik investor.

‘’Dengan adanya Satgas ini kami lebih cepat melakukan eksekusi terhadap investor-investor yang mangkrak. Akhirnya kita memiliki kewenangan untuk mengelola BSI itu dan kita membuka peluang bagi investor baru yang berminat di bidang perikanan tangkap dan pengelolaan hasil tangkapan perikanan kelautan,’’ ujarnya.

Menurutnya, dalam pertemuan Satgas Investasi kemarin itu ada tiga hal yang mencuat yaitu masalah pembangunan Eco Solution Lombok di Sekaroh, selanjutnya pembangunan vila oleh investor Swedia di Desa Mekar Sari dan pembangunan Hotel Kempinski di Teluk Mekaki. Satgas Investasi memiliki atensi terhadap tiga investasi ini untuk mendukung event-event internasional di tahun 2023.

“Tahun depan minimal ada empat event internasional, ada WSBK di bulan Maret, MotoGP di bulan Oktober 2023, ada MXGP di Lombok dan di Pulau Sumbawa. Tentu ini membuat daya tarik akomodasi bagi tamu-tamu kita, khususnya kalangan menengah ke atas,” ujar Rum.(ris)