Selong (Suara NTB) – Setelah beberapa kejadian musibah yang terjadi, Kabupaten Lombok Timur (Lotim) telah ditetapkan waspada bencana. Kondisi cuaca ekstrem, sehingga membuat objek wisata di Lotim mengkhawatirkan untuk dikunjungi. Menyikapi hal itu, Dinas Pariwisata Lotim menerapkan sistem buka tutup di sejumlah objek wisata, khususnya wisata non pendakian.
Hal itu dikemukakan Kepala Dinas Pariwisata Lotim, Iswan Rakhmadi saat diwawancara kemarin. Dia menyampaikan, destinasi wisata yang ada di sekitar aliran sungai khususnya di wilayah Lotim bagian utara saat ini memakai sistem tutup buka.
Penerapan sistem buka tutup di sejumlah destinasi wisata ini dilakukan mengingat di sekitar wisata tersebut banyak pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang menjalankan aktivitasnya di objek wisata, sehingga jika ditutup total akan berdampak terhadap perekonomian masyarakat.
“Kalau kita tutup total kasihan mereka yang berjualan di sana, makanya kita pakai sistem buka tutup saja, nanti ada tim kami yang memantau perkembangan situasi ini,” ujarnya.
Diakuinya, wisata di jalur sungai itu paling banyak di wilayah Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) dan pihak TNGR juga sudah menutupnya. “Kami tutup. Kalau sudah baik dibuka kembali,” ungkapnya.
Objek wisata yang paling diwaspadai ialah destinasi Otak Kokoq Joben Desa Pesanggrahan Kecamatan Montong Gading, Timba Nuh Kecamatan Pringgasela dan Sungai Mencerit Pringgasela. Hal ini dikarenakan objek wisata-wisata itu berada di aliran sungai.
Diharapkan bagi para wisatawan dan masyarakat yang tinggal di wilayah jalur sungai untuk tetap waspada terhadap bencana. “Kebijakan ini kita buat mengantisipasi adanya korban jiwa,” paparnya.
Saat ini, Dispar telah menurunkan sejumlah tim untuk memantau situasi di destinasi-destinasi wisata yang berada di dekat aliran sungai dan destinasi lainnya. “Kalau wisata pantai, alhamdulillah masih aman, yang mengkhawatirkan hujan utara,” demikian imbuhnya. (rus)