Bima (Suara NTB) – Demi mendapatkan pupuk subsidi yang disalurkan oleh Pengecer, warga Desa Raba Kecamatan Wawo Kabupaten Bima harus antre berdesak-desakan.
Warga yang kebanyakan petani jagung itu, bahkan rela menunggu antrean sampai magrib. Dan tidak sedikit diantara mereka mereka saling sikut untuk mendapatkan pupuk di gudang pengecer. “Begitu sulitnya mendapatkan pupuk subsidi, warga harus desak-desakan dan saling sikut satu sama lain,” ucap warga setempat, Ahyar.
Ia mengaku warga terpaksa mengantre cukup lama untuk mendapatkan pupuk subsidi 2 sampai 3 sak. Jika tidak begitu, warga kuatir takkan bisa memperoleh pupuk untuk tanaman yang ditanam nantinya. “Sebelum masa tanam, warga sudah harus memperoleh pupuk. Karena saat tanaman sudah ditanam, takutnya pupuk akan langka, harganya mahal hingga tidak ada sama sekali,” katanya.
Melihat adanya warga yang berdesakan demi mendapatkan pupuk itu, Ahyar berharap kepada pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima untuk menambah pengecer di Desa setempat. Selain itu juga menambah kuota. “Satu pengecer di sini tidak cukup. Kita harapkan pengecernya bisa ditambah, agar tidak ada lagi warga yang berdesak-desakan,” harapnya.
Terpisah Kabag Perekonomian Setda Kabupaten Bima, Irfan DJ. SH, mengakui saat ini pupuk subsidi sedang disalurkan dari distributor ke tingkat pengecer pada semua wilayah di Kabupaten Bima. “Untuk November sudah disalurkan ke warga oleh pengecer,” katanya.
Meski demikian, Irfan mengaku tidak mengetahui persis jumlah atau kuota pupuk subsidi yang disalurkan. Pasalnya pihak yang mengatur kuotanya yakni Dinas Pendidikan dan Perkebunan (Disperbun) Kabupaten Bima.
“Untuk jumlah atau banyaknya kuota pupuk subsidi yang disalurkan belum ada laporan. Yang tahu teknisnya Disperbun,” katanya.
Di samping itu, Ia juga mengaku pihaknya tidak mengetahui adanya warga di Desa Raba yang antre berdesak-desakan untuk mendapatkan pupuk subsidi yang disalurkan oleh pengecer. Namun hal itu akan ditelusuri.
“Soal yang di Desa Raba akan kita telusuri karena belum ada laporan. Dugaan kami sementara, adanya antre seperti itu kemungkinan teknik pembagian yang dilakukan oleh pengecer,” pungkasnya. (uki)