Jagung Jadi Daya Tarik Warga Rusak Hutan

0
Potret kerusakan hutan di daerah Woko perbatasan dengan kecamatan Huu.(Suara NTB/ist)

Dompu (Suara NTB) – Kerusakan hutan akibat perambahan oleh masyarakat untuk menanam jagung cukup massif terjadi. Mencegah pengrusakan hutan dapat dilakukan dengan menyiapkan alternatif penghasilan bagi masyarakat. Sehingga menjaga hutan lestari menjadi tanggungjawab bersama semua pihak, bukan hanya pemerintah Provinsi (Pemprov).

Hal itu disampaikan Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE, MSC kepada wartawan dalam kunjungannya ke Dompu, Selasa (18/10). “Persoalan hutan ini bukan hanya tanggungjawab provinsi. Di Desa, Kecamatan, dan Kabupaten tanggungjawab semua,” ungkap Dr. Zul, sapaan akrab Gubernur NTB ini.

Upaya pemerintah dengan program reboisasi di hutan-hutan ini banyak gagal akibat petani lebih tergiur menanam jagung. Ketika membersihkan lahan untuk ditanami jagung, lahannya dibakar. Sehingga proses penyadaran petani dan pengalihan petani dari hutan ini dilakukan secara bertahap, disosialisasikan ke Desa-Desa untuk jaga bersama hutannya. “Jadi masyarakat dan teman-teman media jangan abai terhadap persoalan ini. Ini bukan tanggungjawab siapa-siapa, tapi tanggungjawab bersama,” ungkapnya.

Gubernur juga mengakui, sempat menyatakan agar para pembeli jagung tidak membeli jagun dari hutan yang dirambah. Tapi kebijakan ini menimbulkan kemarahan dari masyarakat petani. Hal itu akibat belum adanya alternatif pekerjaan yang memberi penghasilan bagi rakyat untuk tidak masuk kawasan hutan. “Jadi pelan-pelan. Karena kalau masyarakat lapar, ndak bisa dilarang-larang,” katanya.

Tidak hanya itu, Gubernur juga mendorong penyadaran masyarakat ini tidak hanya terkait hutan, tapi juga soal kebersihan menjaga lingkungan. Iapun mengaku masih menemukan tumpukan sampah di sekitar pemukiman warga. “Tadi di jalan ada perumahan banyak sekali sampah. Kan ndak mungkin tunggu Presiden, Gubernur (untuk membersihkan). Masyarakat setempat bersihkan sampah, bisa,” terangnya. (ula)