Kantor Bahasa NTB Pantau dan Evaluasi Revitalisasi Bahasa Daerah di Sumbawa

0
Kepala Kantor Bahasa Provinsi NTB, Puji Retno Hardiningtyas berfoto bersama saat Pemantauan Revitalisasi Bahasa Daerah di Kabupaten Sumbawa, Kamis, 22 September 2022. (Suara NTB/ist)

Mataram (Suara NTB) –  Kantor Bahasa Provinsi NTB kembali melaksanakan kegiatan Pemantauan Revitalisasi Bahasa Daerah di Kabupaten Sumbawa, Kamis, 22 September 2022.  Lokasi kegiatan pemantauan pertama, yaitu SMPN 1 Labuhan Badas yang mewakili Kecamatan Labuhan Badas.

Kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka pengimbasan Pelatihan Guru Master Revitalisasi Bahasa Daerah, yaitu Seleksi Lomba Pidato Basa Samawa, Bagesa (Stand Up Comedy), Satera Jontal, dan Menulis Cerita Basa Samawa Jenjang SMP Wilayah Kecamatan Labuhan Badas.

Kepala SMPN 1 Labuhan Badas, Ponijan dalam sambutannya menjelaskan kegiatan ini diinisiasi oleh para guru master Revitalisasi Bahasa Daerah. SMPN 1 Labuhan Badas merupakan satu dari sedikit sekolah yang masih mengajarkan bahasa dan seni budaya Samawa.

“Kami berpegang teguh tetap memasukkan muatan lokal ke dalam kurikulum sekolah. Kami mengalokasikan waktu dua jam pelajaran untuk kurikulum muatan lokal pada masing-masing kelas. Pada hari Kamis kami menerapkan penggunaan bahasa Samawa untuk melestarikan bahasa daerah,” ungkapnya.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Dikbud Kabupaten Sumbawa, Sutan Syahril menyatakan harapannya adanya kegiatan yang dipelopori oleh Kantor Bahasa Provinsi NTB ini dapat terus ditindaklanjuti.

Kepala Kantor Bahasa Provinsi NTB, Puji Retno Hardiningtyas yang memimpin tim menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan pengimbasan pelatihan guru master di Labuhan Badas, Kabupaten Sumbawa ini.

Ia menyampaikan kegiatan tahap akhir, yaitu Festival Tunas Bahasa Ibu ini tidak hanya tanggung jawab Kantor Bahasa Provinsi NTB tetapi juga perlu bergandengan tangan dengan pemerintah daerah, yaitu Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, komunitas sastra, komintas tutur, dan keluarga karena bahasa daerah sebagai bahasa Ibu yang akan diperkenalkan pertama kali.

“Ini merupakan bentuk pencarian identitas dan patut diapresiasi karena masih menerapkan pengajaran muatan lokal bahasa dan seni daerah Samawa,” ujar Retno.

Pada kegiatan ini siswa dari SMPN 1 Labuhan Badas menampilkan serunai dan siswa dari SMPN 3 Sumbawa menampilkan rabalas lawas (berbalas pantun).

Kunjungan berikutnya dilakukan ke SMPN 1 Sumbawa Besar. Kepala SMPN 1 Sumbawa Besar, Sri Wahyuni menyampaikan di SMPN 1 Sumbawa Besar cukup heterogen dengan siswa dari berbagai latar suku dan etnis.

Ia menambahkan sekolah berkomitmen melaksanakan slogan Trigatra Bangun Bahasa dalam rangka pelestarian bahasa daerah. Penampilan kreativitas “batutir” (mendongeng) sampai “bakelong” (menembangkan lawas dengan iringan musik gitar) dibawakan oleh siswa-siswa yang berasal dari etnis Tionghoa.

Kepala Kantor Bahasa Provinsi NTB menyatakan apresiasi atas pelaksanaan pelestarian bahasa daerah yang dilakukan oleh pihak sekolah.

“Terima kasih kepada Ibu Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu Guru, guru master, dan para siswa. Semoga sekolah ini menjadi sekolah percontohan Revitalisasi Bahasa Daerah. Hari ini sudah dibuktikan bahwa penggunaan dan pelestarian bahasa daerah Samawa di sekolah ini tidak hanya dari suku atau etnis Samawa tetapi juga dari etnis Tionghoa dan etnis lainnya di sini,” tutup Retno. (ron)