Desa Wisata Jadi Laboratorium Pengembangan SDM Pariwisata

Praya (Suara NTB) – Keberadaan desa-desa wisata diharapkan tidak hanya menjadi faktor pendorong perkembangan sektor pariwisata dalam arti luas, tetapi juga bisa menjadi pusat studi atau laboratorium pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) pariwisata. Tidak terkecuali di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng). Untuk itu, berbagai jenis pelatihan sekarang lebih diarahkan dilaksanakan di desa-desa wisata yang ada di daerah ini.

“Kalau sebelum-sebelumnya pelatihan-pelatihan lebih sering dilaksanakan di hotel-hotel. Nah, kalau sekarang tidak, kita upaya pelatihan-pelatihan utamanya pelatihan yang berkaitan dengan sektor pariwisata dilaksanakan di desa-desa wisata,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Loteng, H. Lendek Jayadi, kepada Suara NTB, Jumat, 2 September 2022.

Langkah ini, selain untuk menghidupkan desa-desa wisata yang ada, juga untuk mendorong pengembangan kualitas SDM desa wisata itu sendiri. Sehingga tidak hanya desanya saja yang berkembang, kualitas SDM para pelaku dan pengelola desa wisata tersebut juga ikut berkembang. Dengan begitu, fungsi desa wisata sebagai pusat studi dan pengembangan SDM pelaku wisata bisa berjalan.

Tidak hanya itu, lanjut Lendek, kegiatan-kegiatan magang ataupun praktik kuliah lapangan (PKL) dari perguruan tinggi ataupun sekolah pariwisata yang masuk ke Loteng, sekarang lebih banyak ke desa-desa wisata. Tidak lagi di kantor atau instansi pemerintah. Karena di desa wisata itulah mahasiswa maupun siswa bisa belajar langsung terkait pariwisata.

Daripada magang atau PKL di kantor instansi pemerintah. “Banyak perguruan tinggi maupun SMK pariwisata yang mengajukan PKL di Loteng dan kita arahkan langsung ke desa-desa wisata. Tidak lagi di kantor. Ini juga salah satu cara kita untuk lebih mengenalkan desa wisata. Sekaligus menjadi wahana pembelajaran,” ujarnya.

Diakuinya, dari 60 lebih desa wisata yang ada di Loteng masih sebagian kecil yang bisa berkembang. Sisanya lebih banyak yang kesulitan untuk berkembangan. Salah satu hambatanya ialah kekurang mampuan pengelola desa wisata dalam mencari potensi serta produk khas yang bisa dijual sebagai daya tarik wisata.

Dalam hal ini, tentu tidak bisa semuanya diserahkan kepada pengelola desa wisata. Peran aktif serta dukungan dari pemerintah desa sangat dibutuhkan. Karena bagaimanapun juga, pemerintah desa memiliki andil besar dalam menentukan maju dan berkembangannya desa wisata tersebut. “Harapan kita, dukungan pemerintah desa dalam pengembangan desa wisata bisa lebih besar lagi. Dan, harus berkelanjutan,” imbuh Lendek. (kir)

RELATED ARTICLES









Digital Interaktif.

Edisi 1 Januari 1970

Borong 3 Penghargaan, Keberhasilan Transformasi Bawa BRI Sebagai ‘Bank dengan Kinerja...

0
Jakarta (suarantb.com)– Atas keberhasilan transformasi digital dan kinerja apik, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mendapatkan 3 (tiga) penghargaan sekaligus pada ajang...

Tunggu Putusan KASN

Latest Posts

Borong 3 Penghargaan, Keberhasilan Transformasi Bawa BRI Sebagai ‘Bank dengan Kinerja Keuangan Terbaik

Jakarta (suarantb.com)– Atas keberhasilan transformasi digital dan kinerja apik,...

ITDC Bentuk Paguyuban bagi Pedagang Asongan di KEK Mandalika

Praya (Suara NTB) - Pengembangan dan pengelolaan Kawasan Ekonomi...

RKAB Tidak Disetujui karena Syaratnya Tidak Lengkap

Mataram (Suara NTB) - Rencana Kegiatan Anggaran Biaya (RKAB)...

Tunggu Putusan KASN

PEMPROV NTB siap mengikuti rekomendasi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu)...

Jamaluddin Maladi Resmi Ditunjuk Jadi Komandan Lapangan MotoGP 2023

Mataram (Suara NTB) - Kepala Dinas Pariwisata (Disbudpar) Provinsi...

ARTKEL ACAK

Walikota Bima Mutasi 35 Jabatan Struktural dan Fungsional

0
Kota Bima (Suara NTB) - Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE kembali menggelar mutasi jabatan di lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Bima. Tercatat ada sebanyak...

Sampah Masih Menumpuk di TPS Sandubaya

0
Mataram (Suara NTB) – Sepekan setelah dibukanya kembali akses jalan menuju Tempat Pengolahan Akhir (TPA) sampah Regional Kebon Kongok, Kabupaten Lombok Barat, sampah di...

Tekan Lonjakan Harga, Pemkot Salurkan Bantuan 363 Ton Beras

0
Mataram (Suara NTB) – Pemerintah Kota Mataram menyalurkan bantuan 363 ton beras kepada 36.363 kelompok penerima manfaat (KPM). Penyaluran bantuan pangan beras ini guna...

Kolom