Bank NTB Syariah Berpotensi Dapat Suntikan Modal Rp1 Triliun dari Pengusaha Lokal dan BUMN

0
H. Kukuh Raharjo. (Suara NTB/bul)

Mataram (Suara NTB) – Bank NTB Syariah membuka peluang kepada investor untuk memenuhi kebutuhan modal inti sebesar Rp 3 triliun pada 2024. Modal inti itu sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) nomor 12 tahun 2020 tentang konsolidasi bank umum.

POJK tersebut mewajibkan perbankan memiliki modal inti Rp 1 triliun di 2020, lalu naik Rp 2 triliun di 2021 dan Rp3 triliun paling lambat pada 2024. Direktur Utama Bank NTB Syariah, H. Kukuh Raharjo menyebut, hingga 2023 Bank NTB Syariah diperkirakan memiliki modal inti Rp2 triliun. Modal tersebut diperoleh dari berbagai sumber termasuk dividen yang disetorkan para pemegang saham.

Itu artinya untuk memenuhi modal inti Rp 3 triliun, kekurangannya masih sebesar Rp1 triliun. Untuk mendapatkan kekurangan modal ini, hasil konsolidasi yang dilakukan sejauh ini, 70 persen sisa modal akan dilepas kepada investor nasional dan sisanya 30 persen atau sebesar Rp 300 miliar diharapkan berasal dari investor lokal.

Masak kita tidak punya pengusaha yang bermodal di NTB, adalah Investor saham seri B, beberapa BUMN juga sudah tertarik, BPKH juga tertarik, Insya Allah Rp1 triliun itu tidak sulit,” ungkap Kukuh. Pemenuhan modal inti sebelumnya akan dimandatkan kepada pemegang saham melalui setoran modal tambahan. Hanya saja, ini tidak memungkinkan karena kondisi fiskal daerah yang masih terbatas.

“Kondisi ini sudah disadari pemegang saham, akhirnya seluruhnya sepakat kita akan mengupayakan untuk setoran modal, tapi kan kondisi ini tidak bisa menjadi fokus utama karena kondisi keuangan daerah terbatas,” jelasnya. Kukuh Raharjo menjelaskan, investor nantinya bisa dilakukan secara korporasi dan perorangan. Opsi perorangan nantinya diharapkan berasal dari pengusaha lokal sehingga menjadi bagian dari pemilik bank daerah.

“Perorangan kita buka opsi ke pengusaha lokal, pemegang saham menghimbau pengusaha lokal, ayo dong, kan udah nikmati sumberdaya lokal, ayo dong bantu supaya bank daerah ini bisa modalnya tercapai,” tegas Kukuh. Diperkirakan sekitar Rp100 miliar sampai Rp300 miliiar dari pengusaha lokal sudah terpenuhi. Taruhlah misalkan Rp300 miliiar dibagi masing-masing Rp20 miliar, itu butuh hanya 15 orang pengusaha. Masak kita ndak punya pengusaha lokal segitu,” kata Kukuh.

Jika melihat kinerja Bank NTB Syariah sejauh ini kata Kukuh, akan sangat cukup meyakinkan investor untuk menjadi pemegang saham. Kinerja positif itu dilihat dari tumbuhnya aset yang signifikan, lonjakan pembiayaan hingga produktivitas usaha perusahaan dalam 4 tahun terakhir. (bul)