Isyana-Isyana di Circle Line Fest 2022

0
(Sumber foto: Ijal Sinam)

 

Oleh: Mohammad Azhar*

Isyana Sarasvati yang mana yang tampil di peluncuran Circle Line Fest 2022, Sabtu, 13 Agustus 2022 lalu? Yang jelas, anda tidak akan menemukan Isyana di versi awal kemunculannya dulu. Dia yang seperti seorang putri dengan nyanyian sendu-mendayu, sudah tidak ada di panggung itu.

MELIHAT Isyana yang tampil sebagai pamungkas, setelah didahului Kunto Aji, mungkin akan banyak yang menyangka ia setidaknya akan berbaik hati membawakan lagu Tetap Dalam Jiwa yang mempopulerkannya.

Lagipula, itu akan seiring sejalan dengan Kunto Aji yang tampil duluan. Itu juga yang biasa dilakukan para musisi. Menyanyikan lagu paling hits mereka, untuk memuaskan keinginan audiens.

Tapi Isyana di Circle Line Fest kemarin bukanlah Isyana yang seperti itu. Tahun berganti. Isyana juga. Sepertinya, dia lebih ingin menyajikan hentakan.

Maka, sejak awal, Isyana langsung menggebrak panggung di eks Bandara Selaparang, Mataram dengan tiga lagu dari album ketiganya, Lexicon, Sikap Duniawi dan Ragu Semesta. Lagu-lagu dari album yang pembuatannya dibantu Tohpati, Gerald Situmorang, dan Kenan Loui ini memang membuat banyak orang mengerutkan kening.

“Lho, kok kayak Nicky Astria..” ujar salah seorang penonton.

Mungkin padanan terdekat dan terpopuler untuk seorang lady rocker di masa sekarang adalah Mbak Nicky.

Tapi, lady rocker dalam diri Isyana adalah pribadi yang tidak sederhana. Kompleks sekali. Di dalam dirinya, terdapat seorang penulis lagu, penyanyi opera, komponis, pemain musik yang tekun, dan pemain game online. Oya, satu lagi: fans K-Pop garis keras.

Salah satu jejak K-Pop dalam diri Isyana malam itu adalah gaya rambutnya yang mengingatkan orang akan Lisa Blackpink.

Selepas tiga lagu perdana, Isyana melanjutkan dengan Mad dari album keduanya, paradox. Lagu yang versi aslinya bernuansa pop-jazz ini, ditampilkan dengan lebih nge-rock.

Di lagu berikutnya, Untuk Hati yang Terluka, Isyana sempat mengajak penonton menyanyi bareng.

Untuk hati yang terluka
Tenanglah kau tak sendiri
Untuk jiwa yang teriris tenang
Ku kan temani

Selanjutnya, Isyana menaikkan eskalasi dengan membawakan single terbarunya, My Mystery. “Selamat datang di Isyana New Era,” ujarnya di awal lagu.

My Mystery baru-baru ini telah dirilis sebagai album mini, bersama dua lagu lainnya yang juga dimainkan kemudian, yaitu Il Sogno dan Unlock The Key yang mengakhiri konser.

Lagu-lagu dari mini album terbarunya ini memang terlihat menjadi kelanjutan eksperimentasi Isyana di album Lexicon.

Secara keseluruhan, album ini masih diracik dengan elemen-elemen yang nyaris serupa dengan Lexicon. Yaitu, kombinasi musik orkestra dengan metal progresif, vokal bergaya opera, dan piano klasik. Bedanya, lagu-lagu terbaru Isyana memang terasa lebih kelam.

Menyaksikan penampilan Isyana di Circle Line kemarin, kita menyaksikan kelanjutan evolusi yang dialami Isyana dalam karir bermusiknya.

Jika di awal kemunculannya, Isyana sering dikomparasikan dengan Raisa Andriana –fans mereka bahkan pernah baku hantam di media sosial– kini perbandingan dengan Raisa tidak lagi relevan. Isyana, secara musikal tidak lagi ada di circle-nya Raisa.

Hilang sudah balutan musik pop-urban yang sebelumnya menjadi ciri Isyana. Sebagai gantinya adalah double pedal yang mengajak jantung berpacu, peralihan dari bising ke hening, ketukan lambat ke ketukan kencang, serta, gaya vokal yang kini menjadi ciri khasnya yang baru: penyanyi opera.

Sebenarnya, kurang tepat jika mengatakan Isyana yang bernyanyi opera sebagai ciri khas barunya. Sebab, musik semacam ini sudah lekat dengannya sejak ia masih belasan.

Hal lain yang menjadi catatan adalah, Isyana yang tampil di Circle Line Fest malam itu, tampaknya bukan lagi sekadar Isyana sang penyanyi solo. Dia adalah Isyana yang seorang penulis lagu dan komposisi musik. Seorang perempuan yang cukup punya nyali untuk melakukan pertaruhan dalam eksplorasi musikal.

Tapi selain aspek musikal, kita juga masih dapat menyaksikan kompleksitas pribadinya. Terutama, ketika dia meladeni seorang penonton yang histeris, dengan guyonan kocak. Saat melihat Isyana yang itu, saya teringat penampilan komikalnya di fim Milly & Mamet: Ini Bukan Cinta & Rangga.

Di luar penampilan Isyana, secara keseluruhan, Launching Circle Line Fest 2022 akhir pekan kemarin cukup sukses menyuguhkan angin segar bagi industri pementasan yang kembali menggeliat di NTB, pasca-pandemi Covid-19. Selain Isyana dan Kunto Aji, deretan penampil lainnya, juga menyuguhkan musik yang asyik.

Isvara, Navarin, No Big Deal, hingga kolaborasi Paris Hasan dan Ary Juliyant, serta penampilan Pamela Paganini, cukup mewakili sebagian dari kekayaan genre musik yang saat ini tumbuh di NTB.

Dalam satu dua bulan terakhir, beragam panggung musik, dengan berbagai konsep, semakin menyemarakkan bisnis pertunjukan di NTB. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa Circle Line Fest 2022 bisa menjadi salah satu perhelatan yang cukup layak ditunggu keberlanjutannya.

Safan Yuda Legian selaku Brand Manager Circle Line Fest 2022, dalam sebuah wawancara, mengakui bahwa saat ini, semakin banyak konser musik yang digelar di NTB. Perkembangan ini, menurutnya harus dapat dijawab dengan menyodorkan konsep pertunjukan yang menarik.

“Akhirnya kita akan bertarung secara konsep. Ketika semua orang, semua event organizer bisa mengundang artis. Akhirnya sekarang, pertanyaan masyarakat konsep siapa yang paling baik,” ujarnya.

Safan mengutarakan, Circle Line Fest berikutnya dapat menampilkan kolaborasi yang lebih terencana antara musisi nasional dengan musisi Lombok.

“Kita masih mencoba menganalisa dan menimbang-nimbang seperti apa Circle Line Fest di kemudian hari. Apalagi kita kan disorot sebagai industri sport tourism yang memadukan olahraga dan pariwisata,” ujarnya. (*)

* Mohammad Azhar (Aan) adalah wartawan Suara NTB dan suarantb.com. Tinggal di Sandik, Lombok Barat.