Dompu Masuk Zona Kuning setelah Kasus PMK Ditemukan di Bima dan Sumbawa

0
Zainal Arifin. (Suara NTB/ula)

Dompu (Suara NTB) – Pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Dompu kini harus bekerja ekstra untuk mengantisipasi dan mengendalikan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di wilayah Kabupaten Dompu. Beberapa waktu lalu, Balai Veteriner Denpasar menemukan kasus PMK dari Sumbawa dan Bima. Temuan ini menjadikan wilayah Kabupaten Dompu berada di zona kuning peredaran PMK.

“Hingga saat ini, kita belum menemukan adanya kasus PMK. Kita akan terus meningkatkan kewaspadaan, apalagi setelah ada kasus yang ditemukan di Sumbawa dan Bima,” kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Dompu, Ir Zainal Arifin, MSI kepada Suara NTB di ruang kerjanya, Senin, 8 Agustus 2022.

Kasus di Sumbawa dan Bima, kata Zainal terungkap dari hasil pemeriksaan sample yang dikirim ke Balai Veteriner Denpasar. Dari 26 sample yang dikirim, 13 sample diperiksa dan 8 sample dinyatakan positif. Sementara di Bima, dari 4 sample yang dikirim, semuanya positif. “Sehingga pulau Sumbawa ini secara tidak langsung bukan zona hijau lagi, tapi sudah mengarah ke zona merah. Karena belum ada keputusan pusat, baru dari BBV (Balai Besar Veteriner) Denpasar,” katanya.

Temuan ini, kata Zainal Arifin, pihaknya akan terus memperketat lalu lintas ternak antar wilayah dan daerah, meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada petani ternak. Termasuk meminta kepada warga bila menemukan ada ternak dengan gejala PMK untuk segera dilaporkan kepada petugas, sehingga bisa diambil tindakan memutus rantai penyebarannya.

Karena kasus PMK ini dapat menimbulkan dampak kerugian ekonomi dan sosial yang sangat besar bagi peternak. Sehingga diperlukan tindakan pencegahan dan pengendalian agar dapat meminimalisir kerugian ekonomi, keresahan masyarakat, dan kematian ternak.

PMK ini menyerang semua hewan ternak berkuku genap seperti sapi, kerbau, damba, kambing, dan babi. Ternak yang terjangkit PMK memiliki masa inkubasi 1 – 14 hari. Ia dengan cepat menyebar melalui kontak langsung antar hewan tertulas dengan hewan rentan. Juga dapat melalui kontak tidak langsung seperti virusnya menempel pada manusia, alat dan sarana transportasi serta menyebar melalui udara. (ula)