Mataram (Suara NTB) – Sebagai sekolah penggerak yang berada di wilayah pedesaan, SMAN 1 Kayangan mencoba berbenah untuk memberikan pengalaman belajar yang mengintegrasikan nilai-nilai gotong royong dengan teknologi, salah satunya dalam bentuk kerja kelompok menggunakan aplikasi Google Docs.
Kepala SMAN 1 Kayangan, Moch. Fatkoer Rohman pada Kamis, 4 Agustus 2022 mengatakan, salah satu aplikasi milik google yang dapat digunakan untuk berkolaborasi membuat satu dokumen secara bersama sama adalah Google Docs. “Tentu aplikasi ini sudah tak asing bagi para dosen, guru, mahasiswa bahkan murid yang bersekolah di perkotaan, akan tetapi tidak demikian bagi para siswa yang bersekolah di pedesaan, misalnya SMAN 1 Kayangan,” ujarnya.
Para siswa di sekolah pedesaan, umumnya hanya tahu aplikasi Google Docs yang terinstall di HP mereka sebatas untuk membuka dan mengedit dokumen, sangat jarang ada yang tahu bahwa ternyata google docs dapat digunakan untuk berkolaborasi membuat satu dokumen secara bersama-sama tanpa terbatas ruang dan waktu.
“Harapannya melalui pembiasaan literasi digital dalam proses pembelajaran ini, murid-murid SMAN 1 Kayangan akan lebih mudah beradaptasi dan siap bersaing ketika nantinya sudah menginjakkan kaki di perguruan tinggi bahkan dunia kerja,” ujar Fatkoer.
SMAN 1 Kayangan terpilih sebagai salah satu SMA pelaksana Program Sekolah Penggerak (PSP) angkatan II. Dengan terpilih sebagai pelaksana PSP, pihak sekolah mengharapkan mampu memberikan kontribusi dalam peningkatan mutu pendidikan nasional.
Fatkoer menjelaskan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknoologi (Kemdikbudristek) dengan program-program POP (Program Organisasi Penggerak), PSP (Program Sekolah Penggerak) dan PGP (Program Guru Penggerak) akan melakukan transformasi pendidikan dengan konsep merdeka belajar. “Transformasi pendidikan dalam artinya pembelajaran harus mementingkan kepentingan siswa dan harus berpusat pada siswa,” ujarnya.
Terpilihnya SMAN 1 Kayangan sebagai pelaksana Program Sekolah Penggerak tidak terlepas dari komitmen kepala sekolah dan didukung oleh semua elemen sekolah. Karena sebelum penetapan satuan pendidikan sebagai sekolah penggerak, kepala sekolah harus mengikuti berbagai tahapan seleksi mulai dari seleksi administrasi sampai seleksi secara teknis seperti simulai mengajar. Selain itu, kinerja dan karakter kepala sekolah akan menjadi bagian yang dipertimbangkan. (ron)