Disnakeswan Dompu Perketat Lalulintas Ternak

0
Pos pemantauan ternak di simpang Kodim Dompu yang memeriksa kelengkapan surat ternak.(Suara NTB/ula)

Dompu (Suara NTB) – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Kabupaten Dompu memperketat pengawasan lalu lintas ternak dengan mengaktifkan pos – pos pengawasan ternak di setiap UPTD. Selain untuk mencegah kasus pencurian ternak, pengawasan ternak ini untuk mencegah masuknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan penjualan betina produktif.

Kepala Disnakeswan Kabupaten Dompu, Ir Zainal Arifin kepada Suara NTB, Rabu, 3 Agustus 2022 mengungkapkan, pos pemantauan lalulintas ternak antar wilayah dan daerah terus diintenskan pihaknya. Jika sebelumnya pos pemantauan ini untuk menghindari dan meminimalisir kasus pencurian ternak serta penjualan ternak produktif, kini pos pemantauan diperluas untuk mencegah masuknya PMK. “Ini sebagai langkah antisipasi dan pencegahan, selain upaya sosialisasi di tingkat petani,” kata Zainal.

Sebagai pos pemantauan, tugasnya melakukan pengecekan surat – surat ternak. Upaya ini juga untuk meningkatkan PAD, terutama ketika ternak tersebut hendah diantar daerahkan. Ketika ternak tersebut diantar daerahkan, maka ada surat yang harus diurus di Dinas. “Tidak bisa dilayani di pos pemantauan, tapi dinas,” ungkapnya.

Sejauh ini, lanjut Zainal, di pulau Sumbawa tidak ditemukan kasus PMK. Karenanya daerah diminta untuk memperketat pengawasannya. Bahkan ternak yang diantar pulaukan pun kini diperketat dengan pemeriksaan kesehatan lebih komprehensip melalui Balai Karantina. “Itu pemeriksaannya di Surabaya. Tapi tinggal diambil samplenya oleh petugas Karantina, baru bisa diantar pulaukan,” katanya.

Hal itu juga dialami pada proses pengiriman ternak asal Dompu ke Banjarmasin Kalimantan Selatan (Kalsel) untuk kebutuhan sapi potong. Dari 300 ekor yang dikirim, semua sudah mendapatkan surat sehat dari Balai Karantina hasil uji laboratorium Surabaya.

Zainal Arifin juga mengakui, usaha budidaya dan penggemukan sapi di Dompu sudah mulai tumbuh dengan baik. Pemanfaatan lamtoro sebagai pakan ternak dan reboisasi hutan dengan pohon lamtoro juga diharapkan bisa tetap terjaga. Selain kualitas daging yang baik, pertumbuhan ternak penggemukan juga semakin cepat. (ula)