Mataram (Suara NTB) – Dana bidik misi yang diperuntukkan bagi mahasiswa terdampak bencana alam 2018 dari Presiden RI Joko Widodo, bukan seperti yang diperkirakan berbagai kalangan. Jumlah mahasiswa yang diusulkan, kata Rektor Universitas Muhammadiyah Mataram (Ummat), Dr. H. Arsyad Abdul Gani, M.Pd, sebenarnya berjumlah 1.000 orang.
Yang bisa diverifikasi, sebut dia, hanya berjumlah 404 orang. “Tetapi yang direalisasi untuk mendapatkan bantuan, justru berjumlah 246 orang mahasiswa,” katanya, Senin, 1 Agustus 2022.
Dia menjelaskan, karena mereka yang mendapatkan SK berjumlah 404 orang, tetapi dana bidik misi yang masuk justru berjumlah untuk 246 orang mahasiswa. Menyikapi hal tersebut, katanya, pihak rektorat bersama mahasiswa, sepakat untuk saling subsidi.
“Kesepakatan itu tertuang dalam surat pernyataan,” katanya. Para mahasiswa, kata dia, rupanya saling pengertian dan memahami situasi kondisi teman-temannya yang sama-sama terkena dampak bencana.
Dia juga menambahkan, dalam situasi dan kondisi seperti ini, tidak mungkin pihak rektorat akan melakukan hal-hal yang dituduhkan beberapa kalangan sebelumnya. Pada prinsipnya, kata Arsyad Abdul Gani, tidak diinginkan para mahasiswa yang terkena dampak bencana tersebut bisa mengikuti mata kuliah layaknya.
“Sekali lagi kita tegaskan, bahwa pembagian dana bidik misi dari Kementerian tersebut, berdasarkan kesepakatan antara mahasiswa sendiri yang sama-sama terkena dampak bencana,” katanya. (038/*)