Mataram (Suara NTB) – Beres masalah hibah lahan, kini Pemkot Mataram dihadapkan dengan pengalokasian anggaran dari pemerintah pusat. Pasalnya, dana alokasi khusus (DAK) di tahun 2022 ditiadakan. Pembangunan gelanggang olahraga (GOR) mini di Taman Udayana tertunda.
Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Kota Mataram, H. Soehartono Toemiran menjelaskan, Pemkot Mataram telah menerima hibah aset lahan dari Pemprov NTB yakni Lapangan Malomba di Kelurahan Banjar dan lahan di Taman Bumigora di Lingkungan Dasan Sari, Kelurahan Kebon Sari, Kecamatan Ampenan. Bukti surat hibah lahan sudah diserahkan ke Kementerian Olahraga sebagai salah satu bukti untuk pembiayaan pembangunan GOR. “Alhamdulillah, Pemprov sudah menyerahkan hibah ke Pemkot Mataram di Taman Bumigora,” kata Toemiran dikonfirmasi, Selasa, 26 Juli 2022.
Tindaklanjut pembangunan GOR mini dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) telah membuat berita acara hibah fisik. Kemenpora lanjut Toemiran, telah memasukkan rencana anggaran untuk GOR mini dalam aplikasi kolaborasi perencanaan dan informasi kinerja anggaran (KRISNA) Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas). Artinya, 80 persen anggaran tersebut sudah bisa dieksekusi.
Akan tetapi menjadi kendala adalah, pemerintah pusat menutup pemberian DAK ke kabupaten/kota seluruh Indonesia, sehingga pembangunan tahun ini tertunda. “Kita tidak tahu kapan dibuka. Iya, kalau memang rejeki DAK dibuka oleh pusat, paling cepat kita bisa dapat tahun 2022. Kalau tidak, mudah-mudahan di tahun 2023,” katanya.
Secara keseluruhan anggaran pembangunan GOR mini beserta fasilitas pendukungnya mencapai Rp27,5 miliar. Ia mengakui, Pemkot Mataram mengusulkan Rp15 miliar untuk GOR mini. Sisanya mencapai Rp12,5 miliar untuk penunjang lainnya seperti pembangunan jalan setapak, fasilitas untuk panjat tebing, tempat permainan skateboard, dan fasilitas lainnya.
Toemiran mengharapkan, pemerintah pusat bisa segera membuka atau mengucurkan anggaran DAK sehingga GOR mini bisa dieksekusi, karena perencanaan maupun peta lokasi telah dikirim. “Bocoran dari teman dari Kemenporan kalau sudah masuk diaplikasi KRISNA, maka 80 persen bisa dieksekusi,” ujarnya. (cem)