Mataram (Suara NTB) – Rencana pembangunan kereta gantung di dekat kawasan gunung Rinjani timbul tenggelam dalam beberapa tahun terakhir. Namun kini investor dari Tiongkok menunjukkan keseriusannya untuk membangun kereta gantung sepanjang 10 Km tersebut.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi NTB Julmansyah mengatakan, tim ahli yang didatangkan oleh investor sudah mulai terjun di lapangan untuk mengecek bakal lokasi proyek di Desa Karang Sidemen Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah (Loteng).
Tim ahli masih mengkaji trayek atau jalur tiang pancang kereta gantung tersebut. Namun sejauh ini pihak DLHK NTB belum menerima laporan progress pekerjaan dari investor secara resmi.
“Saat ini masih dalam tahap penyusunan feasibility study atau studi kelayakan. Adapun untuk Amdalnya saat ini belum disusun,” ujar Julmansyah kepada Suara NTB akhir pekan kemarin.
Ia mengatakan, pihaknya belum mengetahui berapa luas lahan hutan yang akan digunakan untuk pembangunan tapak towernya nanti. Yang jelas luas kawasan yang terpakai akan muncul di dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal).
Keberadaan Kereta Gantung Rinjani dalam pandangan Julmansyah sedikit tidak akan bisa memonitoring keberadaan kawasan hutan karena letaknya di atas kanopi pepohonan. Kualitas hutan bisa dipantau oleh masyarakat, pecinta lingkungan atau oleh pemerintah dari kereta gantung tersebut.
“Jadi tidak seperti membuat jalan raya yang menebang pohon. Paling yang dibutuhkan posisi tapak untuk tiang pancang towernya saja. Nantinya bisa kita memonitoring kawasan hutan” ujarnya.
Ia mengatakan, pihaknya di DLHK akan membantu investor untuk mempercepat proses investasi sekaligus memastikan lingkungan hutan tidak terganggu. DLHK membantu dalam hal pengecekan lokasi, kajian teknis, dan lainnya sesuai regulasi yang ada.
Untuk meyakinkan kelompok pemerhati lingkungan terkait keamanan proyek ini, DLHK akan melibatkan mereka untuk memberikan masukan atau saran terkait dengan proyek ini.
Sementara itu Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi NTB H. Mohammad Rum, MT mengatakan, rencana pembangunan kereta gantung tersebut berada di luar kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Desain proyek besar tersebut sedang dalam proses pengerjaan oleh investor dari Tiongkok dengan rencana investasi sebesar Rp 2,2 triliun.
“Namun tahap awal ini investasinya Rp600 miliar dulu. Yang perlu diketahui oleh masyarakat bahwa kereta gantung ini di luar kawasan TNGR. Tidak sampai ke TNGR. Justru kita tetap akan memberdayakan porter yang ada di sana,” ujarnya.(ris)