Vaksinasi Booster di Mataram Masih Lambat

0
H. Usman Hadi. (Suara NTB/cem)

Mataram (Suara NTB) – Penerapan kebijakan vaksinasi dosis ketiga atau booster oleh pemerintah pusat belum berjalan efektif. Pasalnya, capaian vaksinasi booster di Kota Mataram, hingga Selasa, 19 Juli 2022 masih lambat. Perubahan kebijakan disinyalir jadi pemicu.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, dr. H. Usman Hadi mengakui, capaian vaksinasi dosis ketiga agak lambat dibandingkan vaksis pertama dan kedua. Hal ini terlihat dari jumlah masyarakat yang meminta vaksin booster di seluruh puskesmas mencapai 100 orang. “Kita masih lambat. Data pelayanan V3 dari semua rumah sakit hanya 100 orang,” kata Usman dikonfirmasi usai menghadiri rapat pembahasan kerangka umum anggaran dan plafon penggunaan anggaran sementara (KUA-PPAS) di Kantor Walikota Mataram, Selasa, 19 Juli 2022.

Cakupan vaksinasi dosis ketiga baru mencapai 31 persen. Sedangkan, dosis pertama 107 persen dan dosis kedua 90 persen.

Usman mengaku heran, semestinya kebijakan pemerintah pusat mengeluarkan Surat Edaran Nomor 21 Tahun 2022 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang Dalam Negeri Dengan Transportasi Udara Pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019. Bahwa, permintaan vaksin booster semakin meningkat. Karena, pelaku perjalanan yang baru vaksin dosis kedua harus menunjukan surat keterangan bebas covid-19. Pelaku perjalanan baru vaksin pertama harus menunjukkan bukti PCR negatif Covid-19.

Dikatakan, masyarakat sebenarnya tidak perlu khawatir untuk vaksin dosis ketiga. Petugas kesehatan mempersilakan jenis vaksin yang diinginkan. Saat ini, tiga jenis vaksin disediakan pemerintah untuk booster yakni, Sinovac, Moderna, dab pfizer. “Iya, gak perlu takut. Masyarakat bebas mau pilih vaksin apa saja,” ujarnya.

Stok vaksin dimiliki mencapai 3 ribu vial. Sebagian telah didistribusikan ke puskesmas di Kota Mataram. Masa kedaluwarsa sampai enam bulan.

Kalaupun vaksin memasuki masa kedaluwarsa akan dikembalikan ke Dinas Kesehatan Provinsi NTB, sekaligus meminta tambahan vaksin kembali. “Insya Allah aman. Masa kedaluwarsanya sampai enam bulan,” demikian kata Usman. (cem)