Praya (Suara NTB) – Sirkuit Motocross 459Lantan, Desa Lantan, Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah (Loteng) rusak. Hujan lebat yang turun awal pekan kemarin, menggerus sebagian besar tanah yang ada di area sirkuit. Ketiadaan saluran drainase disinyalir juga menjadi penyebab rusaknya sirkuit yang baru setelah dibangun beberapa bulan yang lalu tersebut.
Pantauan Suara NTB, Rabu, 13 Juli 2022 menunjukkan, di sejumlah area sirkuit tanahnya terlibat amblas. Kondisi terparah terjadi di area paddock sirkuit. Di mana tanah di area tersebut tergerus air hujan. Hingga menyebabkan retakan sepanjang puluhan meter. Di beberapa titik di sepanjang lintasan juga rusak, lantaran tanahnya amblas.
Air yang bercampur tanah sirkuit pun sempat menerjang sejumlah rumah yang ada dekat sirkuit tersebut. Bahkan ada yang dilaporkan sampai rusak. “Hujan yang turun kemarin (Senin,red) tidak hanya lebat tapi juga lama. Sehingga air dari kawasan sirkuit sampai masuk ke rumah warga yang ada di sekitar sirkuit,’’ ujar Yani, warga setempat.
Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Loteng, L. Rahardian, mengaku sudah turun langsung ke lokasi sirkuit. Untuk melihat kondisi terkini sirkuit. Dan, pada Kamis besok (hari ini,red) pihaknya akan kembali turun untuk melakukan survei. Guna menghitung tingkat kerusakan yang terjadi sekaligus menghitung kebutuhan anggaran perbaikannya.
“Untuk anggaran perbaikan sirkuit nanti akan coba kita usulkan di APBD Perubahan tahun ini. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan oleh tim survei nanti,” jelasnya.
Disinggung penyebab rusaknya sirkuit motocross yang direncanakan bakal menggelar kejurnas motocross bulan November mendatang tersebut, Rahardian mengatakan, selain karena faktor hujan juga karena faktor teknis. Di mana sampai sejauh ini sirkuit motocross tersebut belum memiliki saluran drainase yang memadai.
Akibatnya air hujan yang turun tidak tersalurkan dengan baik. Sehingga meluap ke perkampungan dengan membawa serta lumpur yang berasal dari area sirkuit. “Sirkuit ini memang belum selesai betul. Masih akan ada perbaikan dan penyempurnaan kembali nantinya. Terutama saluran drainase akan jadi prioritas untuk dibangun nantinya,” terangnya.
Saluran drainase tersebut tidak hanya dipinggir sirkuit, tapi juga akan dibangun di dalam area sirkuit. Dengan begitu, air hujan yang ada akan bisa didistribusikan dengan baik. Sehingga tidak meluber ke area perkampungan. ‘’Saluran drainase ini penting, tidak hanya sebagai pengatur distribusi air. Tapi sekaligus sebagai pengamana sirkuit,’’ imbuh Rahardian.
Tidak hanya itu, di dalam area sirkuit juga akan ada penanganan secara biologis. Berupa penanaman pohon serta rumput yang berfungsi sebagai penanahan air ketika hujan turun. Jadi memang proses penanganan sirkuit masih akan berlanjut. Karena dari sisi teknis, sirkuit belum sepenuhnya rampung.
Walaupun sudah bisa digunakan untuk latihan maupun balapan. “Intensitas hujan yang cukup tinggi saat ini memang di luar prediksi. Sehingga belum ada program yang disiapkan untuk penanganan sirkuit pada tahun ini. Namun dengan kejadian ini, mau tidak mau harus kita usulan anggaran perbaikan supaya sirkuit tidak semakin rusak,” tandas mantan Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Loteng ini. (kir)