Mataram (Suara NTB) – Pemprov NTB di bawah kepemimpinan, Dr. H. Zulkieflimansyah dan Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah menginginkan agar kantor instansi pemerintah, khususnya lingkup Pemprov NTB konsisten menerapkan Kantor Ramah Lingkungan (Eco-Office). Kebersihan lingkungan kantor hingga ruang kerja mesti mendapat perhatian. Termasuk meminimalisir penggunaan plastik dalam setiap jamuan makan atau aktivitas sehari-hari.
Tidak hanya itu, tempat pembuangan sampah juga mesti mendapat perhatian. Sampah-sampah limbah, kertas, botol plastik, tulang bekas sisa makanan dalam proses pembuangannya juga harus dipilah, sehingga dalam proses pembuangannya ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) bisa langsung diproses.
Selasa, 14 Juni 2022 Wakil Gubernur (Wagub) NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah didampingi Asisten I Setda NTB Madani Mukarom, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) NTB Julmansyah dan Pelaksana Tugas Kepala Biro Umum Setda NTB Hendra Saputra meninjau pelaksanaan eco-office di lingkup Sekretariat Daerah (Setda) NTB. Bak-bak sampah dicek satu persatu oleh Wagub, apakah di bak sampah itu ada peruntukan bagi sampah berbahan baku limbah, plastik, kertas dan juga dari sisa makanan.
Wagub juga mengajak setiap pimpinan OPD untuk lebih sempurna dalam menjaga kebersihan. Setiap sampah, meski lokasinya pada posisi sulit dijangkau oleh sapu, Wagub meminta harus diangkat dan ditaruh di tempat sampah, sehingga kebersihan yang diinginkan bisa dicapai.
Begitu juga, Wagub menginginkan agar fasilitas yang mendukung kebersihan, seperti mesin pencacah rumput sebelum diolah menjadi sampah organik tidak hanya sekadar jadi barang pajangan. Hal ini dilontarkan Wagub ketika meninjau lokasi pengolahan sampah organik, mesin pencacah rumput cukup lama dihidupkan.
Pada bagian lain, Wagub juga mengharapkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Setda NTB meminimalisir penggunaan plastik, termasuk untuk minum. Wagub mengingatkan agar di setiap bagian di lingkup Setda memiliki tempat air atau galon untuk minum bersama dan tidak menggunakan air minuman kemasan , baik berupa botol atau gelas. Dengan membawa tumbler atau botol minuman tersendiri, pegawai bisa mengambil minuman dari galon yang sudah disediakan.
‘’Tapi kalau memang ada rapat dan dihadiri banyak orang, tidak masalah menggunakan air gelas kemasan. Tapi kalau untuk minum di sini, bapak-bapak dan ibu-ibu bisa menggunakan botol tersendiri,’’ ujarnya mengingatkan, saat meninjau ruangan di Biro Umum dan Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat Setda NTB.
Ditemui di sela-sela meninjau Wagub mengimbau agar seluruh ASN, baik, pejabat maupun staf menunjukkan contoh cara menjaga kebersihan dan menggunakan plastik di kantor. Selain itu pejabat tidak hanya menyuruh staf untuk menjaga kebersihan, tapi memberikan contoh kepada staf. ‘’Ini harus dimulai dari diri sendiri,’’ ujarnya mengingatkan.
Kondisi ini akan terus dipantau olehnya. Wagub mendorong agar masalah eco-office ini lebih sempurna daripada sebelumnya. ‘’Sempurna itu perlu kita dorong 2022 ini. Pokoknya tidak ada ampun lah,’’ tegasnya.
Wagub meminta agar OPD konsisten dan serius dalam melaksanakan apa yang menjadi kesepakatan. Dirinya melihat dari sisi kebersihan sudah tidak ada masalah, namun menurutnya standar bersih itu ada. Meski dari sisi kebersihan cukup bagus, masih ada kerak-kerak di kamar kecil dan tempat lain yang membutuhkan perhatian lebih serius untuk membersihkannya.
‘’Jadi kita ingin sempurna, karena kita kan ingin kasih contoh untuk masyarakat. 2022 ini, insya Allah progres sudah luar biasa, ini menjadi penilaian kepala OPD, karena setiap tahun dinilai. Tidak hanya ditempel doang itu eco-office, realisasinya bagaimana? ‘’ tanyanya.
Hal lain yang mesti diperhatikan masalah keindahan. Menurutnya, taman-taman yang ada di lingkup Setda NTB cukup bagus, namun banyak yang ditumbuhi rumput, sehingga harus dibenahi agar lebih indah.
Menanggapi hal ini, Pelaksana Tugas Kepala Biro Umum Hendra Saputra siap melaksanakan apa yang menjadi arahan pimpinan. Hal-hal yang mesti dibenahi, baik dari sisi kebersihan, taman, hingga beberapa tempat yang dianggap masih belum bersih akan dibersihkan dan dibuat menjadi lebih indah.
Sementara Kepala DLHK NTB Julmansyah akan berusaha instansi lingkup Pemprov NTB masuk zona hijau. Masih ada OPD yang nilainya zona biru dan diupayakan bisa menjadi zona hijau bahkan gold. Apalagi eco-office dinilai beberapa indikator. Dalam hal ini, pihaknya memberi kesempatan OPD menyiapkan instansinya agar bisa mendapat zona hijau. Meski demikian, ujarnya, pihaknya tidak ingin hanya pada saat ada penilaian baru melakukan pembersihan menuju zona hijau.
Menurutnya, Wagub tidak menginginkan hanya ada lips service, tapi menjadi kebiasaan. Artinya, dalam menyelesaikan sampah itu berawal dari individu, keluarga dan kantor. ‘’Jangan sampai kantor ini membebani bumi ini. Makanya setiap kantor itu mesti punya solusi dan penyelesaian masing-masing,’’ ujar mantan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan NTB ini. (ham)