Potensi Batu Mulia NTB akan Dijadikan Kekuatan Ekonomi Baru

0
Zainal Abidin. (Suara NTB/bul)

Mataram (Suara NTB) – Provinsi NTB disebut-sebut memiliki kekayaan tersimpan yang tidak kecil. Yaitu batu mulia. Potensi ini akan digali, dan dijadikan sumber perekonomian baru. Kepala Dinas ESDM Provinsi NTB, Zainal Abidin mengatakan, potensi batuan mineral berusia ratusan juta tahun ini terbesar di wilayah selatan Pulau Lombok, dan wilayah selatan Pulau Sumbawa.

“Kita akan melakukan pemetaan potensinya. Bisa juga melakukan pengolahan industrialisasi. Bongkahan-bongkahan batu mulia kita bisa dijadikan cincin dan aneka produk perhisan dari batu mulia,” katanya. Baru-baru ini, Zainal Abidin didapuk menjadi Ketua Masyarakat Batu Mulia Provinsi NTB. Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah juga didapuk menjadi dewan penasehatnya. Dari komunitas ini, nantinya akan digerakkan sebagai mesin industri batu mulia.

“Kalau di provinsi sudah terbentuk. Kita akan melakukan konsolidasi dengan pecinta-pecinta batu mulia di kabupaten/kota. Perkumpulan ini nantinya jadi mesin yang bisa menggerakkan perekonomian dari batu mulia,” ujarnya. Masih ingat, demam batu akik? Batu ini termasuk salah satu jenis batu mulai. Pecinta batu akik hingga kini tak lekang oleh waktu. Di Mayura, Cakranegara, hingga saat ini juga masih menjadi lapak pasar batu akik.

Zainal Abidin mengatakan, selain akik, jenis batu mulia yang usianya sampai 500 juta tahun, potensinya tersimpan cukup besar di wilayah selatan NTB. Beberapa jenis batu mulia yang terkenal di Indonesia misalnya, batu bacan, batu panca warna dari garut. “Padahal, NTB memiliki batu mulai yang kualitasnya jauh lebih bagus. Karena kita daerah mineralisasi,”  kata kepala dinas.

Sebut saja misalnya, Naga Sui Dompu dan Panca Warna Dompu, ada Giok Lombok, ada Batu Talonang yang sama dengan Bacan. Ada juga Hijau Lunyuk, ada juga batu Meronge. Selama ini, banyak bongkahan batu dari NTB yang dikirim ke Jakarta, kemudian diolah menjadi mata cincin dan macam-macamnya. “Kita punya batu yang lebih bagus, makanya kita harus branding produk kita,” imbuhnya.

Zainal mengatakan, pihaknya dari Dinas ESDM Provinsi NTB akan bergerak dari hulu, melakukan pemetaan potensi, mendorong pengolahan, hingga memfasilitasi pemasarannya. Industrialisasinya dilakukan oleh masyarakat sendiri, dengan menggerakkan Masyarakat Batu Mulia. “Kita akan upayakan indikasi geografisnya. Supaya kita punya branding sendiri. Jangan kita punya potensi, tapi daerah lain yang memanfaatkan,” kata Zainal.

Batu mulia ini memiliki potensi ekonomi cukup besar. Jika diolah menjadi perhiasan, harganya tidak ada batasan. Berbeda halnya dengan emas yang harganya diatur mekanisme pasar. “Kalau batu mulai, kalau sudah minat, berapapun harganya pasti dibeli. Apalagi batu mulia ini kerap kali dipercaya memiliki unsur magis yang kuat, selain sebagai perhiasan. Sehingga tidak ada patokan harganya,’’ demikian Zainal. (bul)