Tempat Budidaya Perikanan Terbesar, Bupati Usulkan Pembangunan Kanal Teluk Jukung dengan Teluk Ekas

0
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Lotim, M. Zainuddin bersama Wakil Gubernur Sumatera Barat, Audy Joinaldy saat berada di atas salah satu Keramba Jaring Apung budidaya lobster di Kawasan Teluk Jukung Jerowaru, Rabu, 18 Mei 2022. (Suara NTB/ist)

Selong (Suara NTB) – Bupati Lombok Timur (Lotim) H. M. Sukiman Azmy mengusulkan ke pemerintah pusat agar dibangun sebuah kanal antara Teluk Jukung dengan Teluk Ekas. Kanal ini dinilai sangat penting untuk menjaga dua kawasan tempat budidaya perikanan prioritas di Kabupaten Lotim agar tetap terjaga keasriannya.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Lotim, Muhammad Zainuddin menjawab Suara NTB, Kamis, 19 Mei 2022.

Dijelaskannya, dirinya turut mendampingi Bupati Lotim dalam rapat koordinasi dengan Gubernur NTB dan Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Kanal ini katanya sangat besar manfaatnya untuk melindungi dua teluk tempat budidaya lobster. Teluk Jukung sekarang ini sedang dipersiapkan menjadi kampung lobster, tempat budidaya perikanan terbesar di Indonesia. Begitupun Teluk Ekas yang dipersiapkan sama menjadi sentra budidaya lobster.

Dijelaskan, adanya kanal ini akan membuat proses pencucian air di Teluk Ekas dan Jukung akan menjadi lebih baik. Selama ini, kawasan teluk ini mengalami sedimentasi dan tempat persinggahan sampah-sampah yang mengotori kawasan perairan tempat budidaya.

Saat angin barat maupun angina timur limbah dan sejenisnya ini cukup mengganggu aktivitas budidaya perkanan. Limbah sampah dan sebagainya itu seperti terjebak dalam teluk. Akibatnya, kawasan tempat budidaya ini menjadi tidak bersih.

Usulan bupati ini dikarenakan pembangunan Kampung Lobster ini dilaksanakan secara terintergasi. Lintas sektoral mengepung pembanguan kampung budidaya lobster tersebut. Termasuk berpeluang dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) untuk ambil bagian dalam pembangunan kanal tersebut.  “Pembangunan sungai besar itu kan menjadi kewenangan dari pemerintah pusat,” sebut Zainuddin.

Sehari sebelumnya, Teluk Jukung ini didatangi oleh Wakil Gubernur Sumatera Barat Audy Joinaldy yang tertarik belajar meniru program Kampung Lobster. Terobosan Pemkab Lotim bersama dengan Kementerian Kelautan dan Perkanan itu ingin ditiru dan bisa diterapkan Sumatera Barat.

Potensi perikanan budidaya di Lotim cukup besar, yakni bertempat di dua teluk terbesar di Lotim, Jukung dan Ekas. Jumlah Keramba Jaring Apung se Lotim ini mencapai 8.000 unit lebih. Sebagian besar berada di Teluk Jukung, baru kemudian sisanya di Teluk Ekas. “ 70 persen itu berada di Teluk Jukung dan 30 persen di Ekas,” sebutnya.

Wakil Gubernur Sumatera Barat ini tidak saja tertarik pada budidaya lobster, tapi juga pada rumput laut dan udang vaname. Lokasi budidaya ini semua didatangi dan membuat orang nomor dua di Sumatera Barat itu sangat tertarik mengembangkannya di daerahnya. (rus)