NTB Dapat Kuota 100 Ton Chip Porang

0

Tanjung (Suara NTB) – Permintaan chip kering porang NTB sebanyak 100 ton dari salah satu perusahaan di Pulau Jawa, memberi semangat kepada petani porang di Kabupaten Lombok Utara (KLU). Menurut para petani, adanya jaminan pasar semacam ini akan menyuntik motivasi petani untuk lebih serius membudidayakan porang.

“Alhamdulillah untuk porang kita dapat Kkuota cukup lumayan besar untuk NTB, sekitar 100 ton chip kering,” ucap Ketua Koperasi Berkah Gumi Lombok (BGL), Putra Anom, Rabu, 11 Mei 2022.

Koperasi BGL adalah koperasi porang pertama di KLU. Pada pendiriannya, koperasi ini menaungi 11 kelompok di Kecamatan Bayan dan Kecamatan Gangga. Kelompok tani porang di bawah Koperasi BGL, merupakan kelompok binaan PT. Astra Internasional. Tidak ingin setengah hati dalam memajukan koperasi, dan juga petani, Prof. Ir. Suwardji, M.App.Sc., Ph.D., selaku pembina petani, terlibat langsung sebagai Ketua Pengawas Koperasi BGL.

Semangat berkoperasi ini menjadi satu lompatan besar bagi petani porang. Sebab tidak sedikit kelompok tani dengan bermacam produk budidaya, namun belum memiliki basis organisasi dalam memperjuangkan ekonomi anggotanya.

Terhadap permintaan kuota 100 ton chip porang NTB per bulan ini pun, Putra Anom yang juga pengurus P3N NTB ini, menegaskan akan memprioritaskan pemenuhan suplai dari KLU. “Sementara ini kita prioritaskan pasokan di KLU. Anggota akan kami infokan lebih kembali setelah ada pertemuan lanjutan  dan sekaligus kunjungan buyer China ke Lombok dalam waktu dekat,” sambung Anom.

Untuk diketahui kata dia, ekspor komoditas chip kering Pporang dari NTB melibatkan perusahaan swasta dalam negeri, yakni PT. Joglo Semar Makmur. Pembina porang KLU, Prof. Suwardji, bahkan sudah bertemu dan berdiskusi dengan pihak Joglo Semar Makmur.

Menurut Putra Anom, pihaknya terus mencari terobosan pasar di tengah ketidakpastian pasar terhadap harga porang basah saat ini.

“Mencari terobosan adalah bagian dari tanggung jawab kami dan berupaya menyemangati para petani di Lombok Utara dengan tidak lagi menjual porang dalam bentuk gelondongan atau basah. Insya Allah ekspor perdana Chip Porang  KLU akan terwujud,” pungkasnya. (ari)