Event MotoGP Sumbang Rp12 Miliar untuk PAD Loteng

0
L. Firman Wijaya (Suara NTB/dok)

Praya (Suara NTB) – Gelaran event MotoGP di Pertamina Mandalika International Street Circuit Maret kemarin, berhasil menyumbangkan lebih dari Rp12 miliar bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Lombok Tengah (Loteng). Jumlah tersebut diperkirakan bertambah, karena pemerintah daerah sampai sejauh ini belum menghitung pemasukan dari pajak hotel dan restoran yang masuk selama gelaran event MotoGP berlangsung.

‘’Kalau ditambah dengan pajak hotel dan restoran, perkiraan kita ada Rp16 miliar yang ke PAD Loteng dari event MotoGP kemarin,’’ sebut Sekda Loteng, L. Firman Wijaya, S.T.M.T., kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin, 18 April 2022.

Ia menjelaskan, angka Rp12 miliar yang dilaporkan bersumber dari event MotoGP tersebut berasal dari tiga sumber. Terbesar dari pajak hiburan dari penjualan tiket nonton MotoGP. Di mana pemerintah daerah mendapat bagian sebesar 15 persen dari setiap tiket yang terjual.

Kemudian pajak reklame serta pajak parkir. Ditambah pajak restoran selama event berlangsung di area sirkuit. Diluar pajak hotel dan restoran diluar sirkuit. ‘’Kalau bicara target, memang masih jauh dari yang diharapkan. Tapi untuk sebuah permulaan, angka ini cukup besar,’’ terangnya.

Dengan pencapaian pada event MotoGP tersebut, pihaknya pesimis target PAD selama setahun dari event internasional tahun ini bisa tercapai. Pasalnya, tahun ini pihaknya menargetkan sekitar Rp 78 miliar dari gelaran event internasional di kawasan The Mandalika. Mulai dari MotoGP, GT Challenge serta World Superbike (WSBK).

‘’Dari MotoGP kita sudah dapat Rp12 miliar. Sementara dari event GT Challenge serta WSBK, tidak begitu besar pemasukkanya. Jadi agak sulit untuk bisa kita capai target. Tapi tetap kita berharap target bisa tercapai,’’ jelas Firman.

Tidak tercapainya target PAD dari event MotoGP tersebut dikarena beberapa faktor. Pertama soal jumlah penonton, perkiraan awal diatas 100 ribu orang penonton. Tapi karena ada pembatasan oleh pemerintah pusat, penonton yang hadir kurang dari 100 ribu orang. Belum lagi besaran pajak hiburan ditetapkan hanya 15 persen. Padahal target awal 30 persen.

Tidak hanya itu, karena MotoGP kali ini merupakan event perdana banyak tiket promosi yang dijual dengan harga murah. Bahkan pemerintah provinsi mendapat alokasi jatah tiket murah sampai 10 ribu tiket. Dan, secara langsung itu juga berdampak pada besaran penerimaan pajak hiburan.

“Semakin murah tiket yang dijual, tentu pajak hiburan yang kita terima semakin sedikit. Tapi secara umum, meski dari sisi pendapatan belum sesuai target bagi Loteng pemasukan yang diperoleh sudah cukup baik. Apalagi ini event pertama dan akan masih ada lagi event-event kedepannya,” tutup Firman. (kir)