Giri Menang (Suara NTB) – Desa-desa wisata di Lombok Barat (Lobar) akan mendapat bantuan penerangan listrik dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI bersama United Nations Development Programme (UNDP) atau Badan Program Pembangunan PBB dan Adlight (Advancing Indonesia’s Lighting Market to High Efficient Technologies) merupakan program untuk penghematan konsumsi energi listrik dan pengurangan emisi gas rumah kaca di Indonesia.
Sebanyak 12 desa yang telah mengajukan diri untuk program ini disurvey oleh tim dari Kementerian ESDM, UNDP dan Adlight. Supriyadi, selaku perwakilan dari Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM RI menjelaskan, pihaknya akan mencari desa wisata yang dapat ditingkatkan potensinya dengan bantuan penerangan ini. “Kami dari Kementerian ESDM itu berusaha untuk memanfaatkan lokasi yang ada ini kita support dari sisi penerangannya. Apakah dari sisi PJU nya atau nanti dari sisi etniknya,” kata Supriyadi saat mengunjungi Desa Wisata Kebon Ayu, akhir pekan kemarin.
Sejak beberapa hari yang lalu, pihaknya didampingi jajaran Dinas Pariwisata Lombok Barat melakukan kunjungan ke desa wisata yang akan diberikan bantuan. Hal itu dilakukan untuk mengetahui secara spesifik jumlah bantuan yang akan didistribusikan ke desa wisata. Termasuk untuk mengecek pengelolaan di desa wisata.“Kita harus melihat langsung ke lapangan, kepemilikan juga siapa yang mengelola dan lain sebagainya, kemudian manfaat ekonomiya seperti apa. Jangan sampai nanti kita sudah support di penerangan, tetapi tidak optimal untuk wisata malamnya. Jadi kita memang benar-benar perlu mengkaji seberapa besar manfaat dari bantuan yang akan kita berikan,” terangnya.
Sementara itu, Mirza Rahim selaku Tenaga Ahli komponen 3 Adlight mengatakan pihaknya akan melihat dan memverifikasi terkait bantuan ke desa wisata ini. Yang jelas desa wisata akan dibantu tidak saja penerangan namun juga estetikanya. “Karena bicara wisata dan kuliner pada malam hari, semakin atraktif pencahayaan maka semakin menarik dan banyak pengunjung,” jelas dia.
Untuk program bantuan ini memang ada program UNDP yakni PLTS, di mana nantinya dicari bangunan-bangunan Sosial di Desa wisata yang bisa dibantu CSR. Kemungkinan dari 12 Desa wisata ini bisa memanfaatkan PLTS sosial. Sehingga diharapkan kalau program ini terlaksana maka target penetrasi energi besi, konservasi energi dan penurunan emisi baik dari Kementerian ESDM dan UNDP dapat tercapai.
Rencana bantuan penerangan ini mendapat apresiasi tinggi dari pemerintah khususnya desa wisata di Lombok Barat. Kepala Desa Kebon Ayu, Jumarsa berharap bantuan ini dapat cepat terealisasi. “Melihat potensi dengan banyaknya pengunjung di pagi hingga sore hari, kita berharap di malam hari juga kita bisa hidupkan kegiatan kuliner ini sesuai dengan masukan-masukan dari pengunjung juga,” ungkap Jumarsa.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat, H. M. Fajar Taufik menjelaskan, dari 60 desa wisata yang ada hanya 12 desa yang bergerak cepat memanfaatkan peluang ini. Kedua belas desa itu adalah Desa Wisata Mekarsari, Desa Buwun Sejati, Desa Sedau, Desa Batu Kumbung, Desa Saribaye, Desa Batulayar, Desa Banyumulek, Desa Kebon Ayu, Desa Dasan Griye, Desa Giri Sasak, Desa Lembar Selatan, dan Desa Sekotong Tengah. “Info ini sudah kami dapatkan satu bulan yang lalu pada saaat sosialisasi awal dan sudah kami informasikan ke 60 desa wisata. Dari 60 desa wisata itu hanya 12 yang menyerahkan kondisi pagi dan malam artinya mereka masih membutuhkan penerangan. Akhirnya hanya 12 desa ini lah yang akan diberikan bantuan kaena mereka sudah melengkpai sesuai permintaan kementerian,” terang Taufik.
Taufik mengatakan, program ini nantinya akan menjadi yang pertama dilaksanakan di kabupaten/kota seluruh Indonesia. Lombok Barat sendiri menjadi percontohan program pemberian bantuan penerangan untuk desa wisata.Melalui program ini, desa wisata di Lombok Barat nantinya mampu mempersiapkan diri untuk beroperasional di malam hari agar dapat menambah perekonomian masyarakat. “Dengan begitu desa wisata yang ada di Lombok Barat kita harapkan bisa berkembang sebagai alternatif destinasi wisata yang ada salama ini,” harapnya. (her)