DAMPAK MotoGP belum merata dirasakan oleh pelaku usaha pariwisata. Pasalnya, pengusaha hotel tak banyak dipesan kamarnya oleh tamu. Begitupula desa-desa wisata yang ada, justru tak dikunjungi tamu MotoGP. Hal ini perlu menjadi bahan evaluasi pemda ke depan agar dampak MotoGP dirasakan oleh para pelaku wisata.
Di Lombok Barat, dari beberapa kawasan wisata yang dimiliki hanya Senggigi yang banyak dikunjungi. Hotel-hotel di kawasan ini penuh. Berbeda dengan Kawasan Sekotong, hotel tak banyak dipesan. Dari kamar yang ada hanya 65 persen yang dipesan tamu MotoGP. Desa wisata Sekotong Tengah, juga minim dikunjungi tamu MotoGP.
“Yang berkunjung pak Jenderal (Komjen. Pol. Dr. Drs. Boy Rafli Amar, M.H) Kepala BNPT RI, bersama rombongan banyak sekali,” kata Kades Sekotong Tengah Lalu Sarappudin, Minggu, 20 Maret 2022.
Boy Rafli Amar, kata Sarappudin berkunjung bersama keluarga dan rombongan ditemani oleh anggota DPRD Lobar L. Ivan Indaryadi. Sebelum Kepala BNPT, pejabat dan rombongan Kementerian Desa, Transmigrasi dan Daerah Tertinggal juga berkunjung ke ekowisata.
Diakui kunjungan ke wisata ekowisata mangrove Tanjung Batu normal-normal saja selama gelaran MotoGP. Hanya seperti biasa, kunjungan meningkat pada akhir pekan (hari Sabtu dan Minggu). Meski demikian, diakui ada sedikit peningkatan dibanding pekan lalu.
Kadis Pariwisata Lobar H. M. Fajar Taufik mengakui untuk di kawasan Sekotong hunian hotel sekitar 65 persen. “Di Sekotong 65 persen, sementara di wilayah Narmada dan Suranadi, okupansi mencapai 35 persen,” akunya. (her)