Mataram (Suara NTB) – Program Studi (Prodi) Magister Ilmu Komunikasi Hindu Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Gde Pudja Mataram menggelar seminar di Aula Rektorat IAHN Gde Pudja, pada Rabu, 23 Febrauri 2022. Seminar itu mengusung tema potensi Ilmu Komunikasi Hindu dalam meningkatkan kreativitas mahasiswa dan merdeka belajar-kampus merdeka.
Ketua Panitia Seminar Prodi Magister Ilmu Komunikasi Hindu IAHN Gde Pudja Mataram, Dr. Gusti Ayu Santi Patni, R., S.Ag.,M.Pd.H., dalam laporannya mengatakan, tujuan dari seminar ini untuk membuka wawasan dan pemikiran mahasiswa, dan potensi yang dimilikinya. “Sehingga mampu memunculkan ide-ide yang kreatif dan inovatif agar ke depannya menjadi lulusan yang mampu bersaing di kancah nasional dan internasional,” ujarnya.
Peserta seminar ini berjumlah 90 orang, dan panitia sebanyak 10 orang. Narasumber dalam seminar ini yaitu Prof. Dr. Drs. Ketut Sumadi, M.Par., dari Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus (IGB) Sugriwa Denpasar, dan Dr. H. Kadri, S.Ag., M.Si., dari Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.
Rektor IAHN Gde Pudja Mataram, Dr. Ir. I Wayan Wirata, A.Ma.,SE.,M.Si.,dalam sambutannya mengatakan, adanya digitalisasi akan menimbulkan berbagai paradigma, baik dan buruk, benar dan salah. “Karena perkembangan sangat cepat, kemudian diikuti dengan komunikasi interaktif dan masif di global, serta pertumbuhan informasi yang sangat afektif diharapkan kita akan bisa memlilih mana hal-hal yang perlu dan pantas kita sampaikan di dunia komunikasi,” ujarnya.
Ia mengingatkan kepada mahasiswa, di era komunikasi digital saat ini, ada hal yang sangat penting yang perlu dikedepankan yaitu keterampilan. Di samping itu meningkatkan relasi. “Sebagai komunikator, bagaimana cara mengemas branding kita, sehingga diharapkan punya karakter yang baik,” ujarnya.
Narasumber pertama, Prof. Dr. Drs. Ketut Sumadi, M.Par., mengatakan, ilmu komunikasi Hindu menguatkan komunikasi antaragama, dapat menciptakan toleransi, kerukunan, saling menghormati dalam berbagai tataran kehidupan berbangsa dan bernegara, mendukung persamaan pemahaman dan penyusunan kebijakan. “Meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat serta komitmendalam menghadapi budaya dunia global yang bersifat pragmatis,” ujarnya
Narasumber kedua, Dr. H. Kadri, S.Ag., M.Si., menyampaikan, pengembangan keilmuan yang hybrid menjadi penting untuk memperkuat kekhasan kajian ilmu komunikasi di IAHN Gde Pudja. Kekuatan riset yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa menjadi hal yang sangat penting dalam upaya mengembangkan kajian ilmu komunikasi yang hybrid.
“Pengembangan keilmuan membutuhkan kepekaan civitas akademika dalam mengamati realitas sosial yang ditindaklanjuti dengan riset dan pengabdian atua pengembangan. Riset dan pengabdian dapat dikolaborasikan dengan pemerintah dan pelbagai stakeholders lainnya,” ujarnya. (ron/*)