Kemampuan Literasi dan Numerasi Rendah, Tujuh Sekolah di Praya Barat Aplikasikan Program SAC

0
Guru dari 7 sekolah di Gugus II Praya Barat mendapat pelatihan program SAC di SDN 3 Penujak, Senin, 13 Desember 2021. (Suara NTB/kir)

Praya (Suara NTB) – Guru-guru dari tujuh sekolah yang ada di gugus II Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) akan  mengimbaskan program Semua Anak Cerdas (SAC) mulai tahun ajaran ini. Hal ini sebagai upaya menjawab persoalan masih rendahnya kemampuan literasi (baca) dan numerasi (hitung) di kalangan anak didik di daerah ini.

Program yang diinisiasi INOVASI – lembaga kerjasama Indonesia-Australias tersebut, diharapkan bisa meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi anak didik yang merupakan kemampuan dasar dalam dunia pendidikan.

Ketua Gugus II Praya Barat, H. Moh. Haidir, S.Pd., saat ditemui, Senin, 13 Desember 2021 mengatakan, program SAC merupakan program yang menitikberatkan pada peningkatan kemampuan literasi dan numerasi pada siswa. Di mana dalam proses belajar mengajar nanti, siswa akan di kelompoknya sesuai dengan kemampuan literasi dan numerasinya.

Tidak lagi dicampur antara siswa yang sudah baik kemampuan literasi dan numerasinya serta yang belum. “Selama ini, dalam proses belajar mengajar siswa diajarkan di kelas secara bersama. Baik yang kemampuan literasi dan numerasinya rendah dengan siswa yang kemampuan sudah baik. Akibatnya, terjadi kesenjangan antara siswa. Ada siswa yang semakin pintar, ada juga yang semakin tertinggal,” sebutnya.

Tapi dengan penerapan program SAC nantinya, hal –hal tersebut tidak lagi terjadi. Siswa akan dikelompokkan dan belajar sesuai kemampuannya. Meski berasal dari kelas yang berbeda. Karena memang fokus dari program SAC ialah bagaimana memperkuat kemampuan literasi dan numerasi siswa.

Kalau kemampuan literasi dan numerasi siswa sudah benar-benar kuat, maka siswa akan lebih mudah menerima materi pembelajaran lainnya. “Pola pembelajaran ini juga akan bisa meningkatkan kepercayaan diri siswa. Siswa yang tadinya tidak begitu percaya diri karena kemampuanya literasi dan numerasinya rendah menjadi lebih percaya diri jika belajar bersama dengan siswa yang kemampuan sama,” ujarnya.

Sebagai tahap awal, pihaknya memberikan pelatihan bagi 42 di tujuh sekolah yang akan mengimbaskan program SAC. Pelatihan sendiri akan berlangsung selama enam hari. Masing-masing dua hari pelatihan di ruangan, praktik di kelas bersama siswa dan terakhir evaluasi. “Program ini kita laksanakan secara mandiri. Dengan pembiayaan sepenuhnya diambilkan dari dana BOS di masing-masing sekolah,” sebut Haidir.

Sementara itu, Awaludin, Guru SDN 1 Penujak, mengaku kalau kemampuan literasi dan numerasi rata-rata siswa sekolah di Loteng masih rendah. Terutama sekolah-sekolah pinggiran. Dalam arti, masih ada saja anak didik kelas tinggi yang belum bisa membaca dengan baik.

Padahal kalau bicara konsep pendidikan, kemampuan literasi dan numerasi merupakan kemampuan yang paling mendasar yang harus benar-benar diperkuat. Sehingga sebagai guru, menyambut positif program SAC. Yang memang menitikberatkan pada penguatan kemampuan literasi dan numerasi siswa sekolah. “Sebelum siswa belajar ilmu yang lain, kemampuan literasi dan numerasi harus benar-benar kuat,” sebutnya. (kir)