Selama Pandemi, Penemuan Kasus DBD di Lobar Menurun

0
Petugas melakukan pengecekan wadah berisi air yang menyebabkan DBD di wilayah Lobar. (Suara NTB/ist)

Giri Menang (Suara NTB) – Penemuan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Lombok Barat (Lobar) menurun selama pandemi Covid-19. Tahun ini, terhitung sejak awal Januari hingga bulan November 2021 ini ada sekitar 155 warga Lobar yang terserang yang sempat dirawat intensif di rumah sakit. Bila pada tahun 2020 lalu terhitung sejak Januari hingga November tercatat sekitar 570 warga yang terserang DBD

Kabid Pelayanan RSUD Tripat drg. Murwani Setianingsih, mengatakan, terhitung hingga akhir November ini di Lobar tidak ditemukan kasus pasien DBD yang meninggal. “Di mana jumlah pasien DBD di Lobar tahun ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2020 lalu. Bila pada tahun 2020 lalu terhitung sejak Januari hingga November tercatat sekitar 570 warga yang terserang DBD. Namun, pada tahun ini, terhitung pada bulan yang sama, tercatat hanya ada sekitar 155 pasien DBD,” ujarnya, Kamis, 2 Desember 2021.

Menurutnya terjadi penurunan kasus cukup signifikan. Tahun lalu kasus DBD di Lobar cukup tinggi. Namun tahun 2021 ini, kasus DBD tertinggi ada pada bulan Januari, itu kurang lebih tercatat 43 pasien DBD. “Ini karena sudah masuk musim penghujan juga ya, jadi kebiasaan-kebiasaan yang bisa menimbulkan sarang nyamuk harus diantisipasi,” pesannya.

Untuk bulan November ini saja, kata dia, tercatat kurang lebih sekitar delapan pasien yang sempat dirawat. Dan sebagian besar berasal dari Kecamatan Kediri dan Gerung. Namun, diakuinya saat ini yang masih memerlukan perawatan intensif di rumah sakit hanya tersisa satu pasien.

Pihaknya berharap, agar masyarakat dapat menjalankan pola hidup bersih dan menerapkan 3M (menguras, menutup dan mengubur yang berpotensi menjadi sarang nyamuk) dalam kehidupan sehari-hari. Demi mencegah timbulnya jentik nyamuk yang berpotensi menyebabkan demam berdarah. Demi mengantisipasi lonjakan kasus. “Karena sudah mulai musim hujan, kita tidak bisa memprediksi. Jadi kita berharap agar jangan terjadi lonjakan kasus,” ujarnya. (her)