Disnakertrans Adopsi Pola Magang Jepang untuk Dunia Kerja di NTB

0

Mataram (Suara NTB) – Pola penyelengaraan pendidikan vokasi dan pelatihan kerja saat ini perlu direformasi agar terjadi link and match dengan kebutuhan dunia industri. Program pelatihan kerja pola pemagangan ke Jepang bisa dijadikan model.

Sebab, selain terbukti mampu menghasilkan tenaga kerja yang kompeten, disiplin dan memiliki budaya kerja yang tinggi sesuai kebutuhan dunia industri, juga menjadi media pembelajaran yang efektif dalam membentuk wira usaha baru yang produktif.

“Para alumni peserta pemagangan Jepang ini, saat kembali pulang kampung ke tanah air, mereka tak hanya membawa skill dan pengalaman serta modal usaha yang banyak. Tetapi telah bermetamorfose menjadi pribadi  yang berkualitas, figur teladan yang sukses  membuka usaha dan menyiapkan lapangan kerja baru masyarakat sekitarnya,” ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi, S.Sos, M.H  Rabu, 13 Oktober 2021.

Guna mengatasi angka pengangguran dari lulusan sekolah sekolah vokasi di masa mendatang, mantan Irbansus pada Inspektorat Provinsi NTB tersebut menggagas adanya penyusunan informasi bursa kerja secara detail dan valid sesuai peluang kerja yang ada dan dibutuhkan oleh dunia industri.

Juga bisa memotret peluang usaha dan trend bisnis dalam jangka menengah. Harapannya,  dari data dan informasi bursa kerja tersebut, kemudian lembaga pendidikan dan pelatihan vokasi bisa menyesuaikan kurikulum pendidikan dan pelatihannya, sehingga inline dengan skill atau kompetensi pekerja yang dibutuhkan dunia usaha.

“Dengan demikian, lulusan SMK dan Lembaga Pelatihan Vokasi lainnya, bisa langsung terserap. Tidak seperti sekarang, mereka tidak terserap karena skillnya tidak dibutuhkan oleh dunia Usaha, termasuk untuk sektor UMKM,” terangnya.

Aryadi mengaku saat ini pihaknya bersama asosiasi dunia usaha dan industri sedang menyusun peta dan perencanaan berupa buku informasi bursa kerja di NTB selama 5 tahun kedepan.

Dilatih Militer

Sementara itu, Ketua DPD Ikatan Pengusaha Kenshuushei Indonesia (Ikapeksi) NTB Sukri menyampaikan, materi pelatihan yang diberikan kepada peserta Praktik Kerja Magang Jepang berisi tentang pendalaman bahasa Jepang, budaya Jepang dan FMD (Fisik, Mental, Disiplin).

Seluruh biaya akomodasi dan konsumsi peserta di gratiskan yang sumber dananya berasal dari APBD Pemerintah Provinsi NTB.

Biaya yang dikeluarkan oleh peserta, antara lain: Biaya General Medical Chek Up Rp1.800.000 per orang, Biaya PCR untuk Pelatihan Tahap II Rp625.000 per orang, Biaya Transportasi ke Pelatihan Tahap II di Cevest Bekasi Rp1.800.000 per orang, Biaya Pembuatan Paspor Rp350.000 per orang, dan Biaya hidup awal 10.000 yen atau sekitar Rp1.200.000 untuk keperluan pribadi di Jepang.

Sebanyak 26 orang peserta mengikuti Pelatihan Tahap I Praktik Kerja ke Jepang. Peserta tersebut lulus setelah bersaing dengan 250 orang pendaftar. Peserta terdiri dari 24 orang hasil rekrut tahun 2019, 1 orang mengulang dan 1 orang hasil rekrut tahun 2018.

Peserta Praktik Kerja Magang Jepang mendapatkan pendalaman bahasa Jepang, budaya Jepang dan FMD (Fisik, Mental, Disiplin) dan etos kerja.

Instruktur FMD berasal dari Kodim 1606/Lobar yang akan memberikan materi selama 62 JPL. Sementara sensei (guru) dari IM Japan akan mengajarkan tentang budaya dan bahasa Jepang. Sensei IM Japan sebagian besar merupakan alumni dari Praktik Kerja Magang Jepang. (tim)