RS Darurat Ditutup, Tinggal 21 Pasien Covid-19 Dirawat di RSUD NTB

0
H. Lalu Herman Mahaputra (Suara NTB/nas)

Mataram (Suara NTB) – Pelandaian kasus Covid-19 di NTB menyebabkan berkurangnya pasien yang dirawat di rumah sakit rujukan, seperti RSUD NTB. Saat ini, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD NTB tinggal 21 orang.

‘’Di RSUD NTB masih ada tapi sedikit. Kita sudah alih fungsikan pelayanan seperti perawatan reguler,’’ ujar Direktur RSUD NTB, dr. H. Lalu Herman Mahaputra, M. Kes., M.H., dikonfirmasi di Mataram, Selasa, 5 Oktober 2021.

Berdasarkan data RSUD NTB, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit milik Pemprov NTB tersebut saat ini sebanyak 21 orang. Dengan rincian, pasien Covid-19 yang dirawat di ruang Otaq Kokoq 5 orang, Ruang Pantai Pink 5 orang, NICU 4 orang, Ruang Kenawa 4 orang dan Ruang Namira 3 orang.

Ketua Persatuan Rumah Sakit S Indonesia (Persi) NTB ini mengatakan, angka kematian pasien yang dirawat di RSUD NTB juga hampir sudah tidak ada. Bahkan, katanya, Rumah Sakit (RS) Darurat Covid-19 seperti yang ada di Asrama Haji dan Wisma Tambora sudah mulai ditutup. ‘’Rumah sakit darurat sudah ditutup,’’ katanya.

Dengan melandainya kasus Covid-19 di NTB, Pemda konsen melakukan percepatan vaksinasi. Di mana, capaian vaksinasi di Pulau Lombok ditargetkan sebesar 70 persen sampai akhir Oktober ini.

Pasalnya, hal tersebut menjadi salah satu syarat untuk penyelenggaraan WSBK. Percepatan vaksinasi sudah dimulai dari Lombok Tengah, dilanjutkan ke Lombok Barat.

Ketua Satgas Percepatan Laju Vaksinasi Pemprov NTB ini menyebutkan selama 15 hari pelaksanaan vaksinasi di Lombok Tengah, capaiannya sudah di atas 90 persen. Artinya, melampaui target sebesar 70 persen. Capaian vaksinasi sebesar 90 persen tersebut sesuai dengan data manual.

Untuk pelaporan secara online, Tim Batalyon TNI/Polri bersama Tim RSUD NTB sedang melakukan percepatan penginputan data online. Ditargetkan, data online akan tuntas dalam waktu 3 – 4 hari ke depan.

‘’Minggu depan, vaksinasi di Lombok Utara ditargetkan sudah clear. Lombok Barat saya pikir dua minggu clear, setelah itu Lotim,’’ katanya. (nas)