
Selong (Suara NTB) – Kantor Cabang BRI Selong, Kamis, 30 September 2021 didemo ibu-ibu dari Desa Danger dan Desa Masbagik Utara Baru Kecamatan Masbagik. Mereka mempertanyakan bantuan sosial (bansos) Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau kini disebut Bantuan Program Sembako (BPS) yang tak kunjung cair.
Massa aksi yang menyebut termasuk dalam Kelompok Penerima Manfaat (KPM) PKH dan BPS ini mempertanyakan kejelasan masalah pencairan bantuan yang cukup lama tidak diterimanya. Pengakuan pendemo, sudah setahun ada yang tidak pernah cair sama sekali. Padahal, warga mengantongi Kartu Kesejahteraan Sosial (KKS) dalam bentuk Anjungan Tunai Mandiri (ATM) BRI itu
“Sekarang ini saldo di rekening KPM banyak yang masih tetap nol ” kata Kades Masbagik Utara Baru Khairul Ihsan yang ikut turun aksi mengawal warganya.
Bantuan berupa uang bagi pKPM PKH PKH dan sembako bagi penerima BPNT dinilai sangat dibutuhkan warga di tengah situasi pandemi Covid-19 dewasa ini.
Kepala Unit Bank BRI Masbagik Muhammad Ali Aspari yang menemui massa memberikan beberapa opsi. Pertama dia meminta Kelompok Penerima Manfaat (KPM) untuk datang langsung ke bank untuk mengecek rekening koran. Opsi kedua penerima bantuan juga bisa memberikan surat kuasa kepada kepala desa untuk datang ke kantor BRI guna mencetak rekening koran.
Mengenai bantuan sosial itu sendiri bukan menjadi ranah BRI. Dana bansos PKH dan BPNT itu menjadi kewenangan pemerintah pusat. Mengenai hal ini dipersilakan untuk ditanyakan kepada para pendamping baik PKH maupun BPNT.
Peran BRI hanya menyiapkan buku tabungan dan E Warong tempat transaksi. “Masalah saldo itu kami tidak tahu sama sekali,” ucapnya. Apalagi BPNT itu tidak terbaca, karena masuk dalam sistem e-Walet namanya yang tertuang dalam KKS. (rus)