Warga Banyu Urip Sulap Jembatan Jadi Objek Wisata

0
Warga desa Banyu Urip Kecamatan Gerung Lobar menyulap jembatan penghubung dua desa di sana menjadi objek wisata.(Suara NTB/Antony P)

Warga Dusun Pesanggrahan Desa Banyu Urip kecamatan Gerung, Lombok Barat (Lobar), sedang berupaya mengembangkan wisata desa setempat. Warga yang notabene para pemuda menyulap jembatan penghubung antar desa setempat dengan desa Giri Sasak Kecamatan Kuripan menjadi objek wisata.

JEMBATAN itu ditata dan dipercantik dengan mengecatnya. Jembatan itu dinamakan warga setempat sebagai jembatan pelangi. Ditemui di lokasi wisata, Kades Banyu Urip, Slamet Riyadi mengatakan penataan jembatan itu dimulai setelah ia dilantik dan serah terima jabatan sebagai Kades bulan lalu. Para pemuda setempat didukung desa langsung action menata dan mengecat jembatan itu.

Dikatakan, program itu sebagai salah satu upaya desa untuk mendukung program Bupati “Si Tebel”. “Yang menata jembatan ini, warga terutama para pemuda pemudi yang menata, kami dari desa mendukung,” terang dia, Jumat, 10 September 2021.

Penataan dan pengecatan jembatan itu dilakukan secara swadaya menggunakan biaya pribadi warga. Semenjak ditata hampir dua-tiga pekan, kawasan jembatan itu ramai dikunjungi oleh warga dari luar desa, bahkan luar Lobar. Pengunjungnya berasal dari Mataram, bahkan ketua Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI) NTB pun pernah berkunjung kesana. Namun demikian, di lokasi wisata tetap menjaga protokol kesehatan. Target pemdes sendiri akan membentuk karang taruna untuk mengelola kawasan itu. Termasuk Pemdes akan mengalokasikan DD untuk penataannya.

Sehingga kedepannya Banyu Urip ini dikenal destinasi wisatanya, karena memang di desa ini memiliki banyak potensi wisata. Selain jembatan, ada view utama yang akan tata yakni Batu Palar. “Harapan kami juga kedepan bisa berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata baik kabupaten maupun provinsi hingga pusat,” jelasnya.

Pengunjung pun diharapkan tidak saja dari lokal, namun mancanegara. Pemuda setempat, Bambang Handika Putra mengatakan dari awal sebelum mengembangkan kawasan ini, pihaknya berdiskusi dengan para pemuda pemudi khususnya dari semua perwakilan Dusun di Desa Banyu Urip.

Kemudian ia meminta izin ke Kades, dan mendukung penuh rencananya untuk menata jembatan itu menjadi objek wisata. “Dari awal kami sifatnya iuran (swadaya) baik dari para pemuda-pemudi. Dan Alhamdulillah beberapa tokoh masyarakat memberikan dana untuk membeli cat,” jelasnya. Antusiasme masyarakat untuk mendukung penataan Jembatan ini cukup tinggi. Karena ramainya pengunjung ke lokasi itu bisa mendatangkan penghasilan bagi warga yang berjualan di sekitar lokasi. “Alhamdulillah warga bisa berjualan di sini, terlebih saat Pandemi ini dari segi penghasilan warga bisa terbantu,” ujarnya.

Di lokasi itu warga menjual aneka kuliner lokal khas desa setempat. Untuk menjaga ketertiban di jalur itu, warga pun diberikan tempat untuk berjualan. Kadus Pesanggrahan, Amrullah menambahkan semenjak dijadikan jembatan itu sebagai objek wisata warga banyak yang bisa berjualan di sana. “Bahkan diawal-awal, pengunjung ramai dan wargapun banyak bisa berjualan,” katanya. Pengunjung yang datang berasal dari KLU, Loteng dan daerah Mataram. Sehingga sangat membantu perekonomian warga disaat kondisi pandemi ini. (her)