Dua Desa di Lotim Masuk Desa Wisata Terbaik Nasional

0
Yogi Birrul Walid Sugandi. (Suara NTB/yon)

Selong (Suara NTB) – Prestasi gemilang kembali ditunjukkan oleh desa-desa di Kabupaten Lotim di tingkat nasional. Pada bulan Agustus 2021 ini, dua desa di Lotim yaitu Desa Seruni Mumbul dan Desa Kembang Kuning berhasil masuk dalam Desa Wisata Terbaik dalam kalender Anugerah Desa Wisata Indonesia tahun 2021.

Sekretaris Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Lotim, Yogi Birrul Walid Sugandi, ditemui di kantornya, Kamis, 19 Agustus 2021 menjelaskan, even dengan tagline Indonesia Bangkit itu diikuti oleh 1.000 peserta desa wisata seluruh Indonesia yang diselenggarakan oleh Kemenparekraf RI. Dari 1.000 desa wisata yang menjadi peserta dalam event ini, Desa Wisata Seruni Mumbul dan Desa Wisata Kembang Kuning menjadi bagian yang ditetapkan menjadi desa wisata terbaik.

Untuk di Provinsi NTB, lanjutnya, sejumlah desa wisata yang masuk dalam 300 desa wisata terbaik tersebar di sejumlah kabupaten/kota di antaranya Kabupaten Bima yaitu Desa Wisata Maria, Desa Wisata Kawinda To’i, Desa Wisata Kampung Bawang. Untuk Kabupaten Lombok Barat yaitu Desa Wisata Batu Kumbung, Desa Wisata Lembar Selatan, dan Desa Wisata Sesaot.

Selanjutnya untuk Kabupaten Lombok Tengah yaitu Desa Wisata Sade, Desa Wisata Bonjeruk, Desa Wisata Bilebante. Kabupaten Lombok Utara, Desa Wisata Senaru, Kabupaten Sumbawa Barat yaitu Desa Wisata Labuhan Kertasari, dan Kota Mataram yaitu Desa Wisata Tanjung Karang.

Ditegaskan Yogi, penetapan desa wisata terbaik ini diawali dengan pendaftaran oleh desa itu sendiri secara individual. Sehingga keluarnya desa wisata terbaik itu karena melihat penyertaan secara administrasi. Itulah kenapa sejumlah desa yang memiliki potensi besar memiliki desa wisata namun tak masuk karena administrasinya yang masih lemah.

Sementara dalam dunia pariwisata terdapat sejumlah poin yang harus dilengkapi oleh desa wisata itu sendiri seperti empat A, atraksi, akomodasi, aksesibilitas, konektivitas, ansallary serta beberapa faktor lainnya hingga partisipasi pemerintah, masyarakat, media hingga NGO. Inilah yang menjadi pertimbangan apakah desa wisata itu layak ditetapkan sebagai desa wisata terbaik. Untuk itu BPPD sendiri memandang desa wisata yang ditetapkan itu sudah layak karena sudah memenuhi sejumlah persyaratan tersebut.

Pengembangan desa wisata tidak terlepas dari kerjasama antara masyarakat dan pemerintah desa. Termasuk manfaatnya terhadap masyarakat dalam mengentaskan kemiskinan dan kontribusi lainnya bagi masyarakat.

Terhadap dua wisata terbaik yang ditetapkan tersebut diharapkan untuk terus berbenah dan mempertahankan prestasi yang diraihnya. Salah satu upaya yang dilakukan dengan memperkokoh partisipasi masyarakat untuk terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Termasuk menjamin kenyamanan, keamanan dan konsep berkelanjutan. (yon)