Selong (Suara NTB) – Ketua Komite SMKN 1 Sikur yang juga Kepala Desa (Kades) Sikur, H Sayuti Abdul Hamid turut membantu sekolah membangun. H. Sayuti mengajak seluruh elemen masyarakat di Sikur untuk bersama-sama membangun dunia pendidikan.
Menjawab Suara NTB, Minggu, 15 Agustus 2021 H. Sayuti menuturkan SMKN 1 Sikur ini sebelumnya merupakan sekolah swasta yang didirikan bersama masyarakat Sikur beberapa tahun lalu. Dibangunnya SMA swasta ini bermula dari keprihatinannya bahwa di Sikur tidak ada satupun sekolah setingkat SMA sederajat. “Akhirnya saya berpikir, mengajak masyarakat dan mengusulkan langsung ke Dikbud atau dulu disebut Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora),” tuturnya.
Setelah beberapa tahun menyandang predikat SMA, kemudian diubah nomenklaturnya menjadi SMK dan dijadikan sekolah negeri. Meski sudah berubah status menjadi sekolah negeri, Kades Sikur yang merupakan Kades tertua di Lotim ini tetap dipercaya menjadi Komite Sekolah. Sampai saat ini, sambungnya, bersama dengan komite yang lainnya tetap siap turut membantu memajukan pendidikan.
Saat ini sedang dalam proses pengumpulan dana untuk pengadaan tanah seluas 7 are tempat membangun Ruang Praktik Siswa (RPS). Satu are lahan di sekitar SMKN 1 Sikur ini sudah tembus Rp50 juta. Dikalkulasi, butuh dana sekitar Rp350 juta untuk bisa membebaskan lahan tersebut. Karena lahan diperuntukkan untuk membangun dunia pendidikan harganya diharapkan bisa lebih rendah dari harga sekarang.
“Kami terus menerus sebagai pendiri bersama masyarakat,” sebutnya. Aturan sekarang diakui memang melarang memungut dana dari masyarakat. Tapi komite ini menegaskan pihaknya hanya mengajak. Ajakannya pun tidak ada unsur paksaan kepada semua. Sifatnya hanya sumbangan sukarela dan seikhlasnya. “Tidak juga tidak apa-apa,” sebut Kades Sikur tiga periode ini menambahkan.
Para siswa juga cukup antusias menyumbang. Dengan hanya Rp1-2 ribu saja, terkumpul pada bendahara komite SMKN 1 Sikur saat ini dana sumbangan Rp25 juta. Harapannya terus bertambah dengan ikhlas tanpa ada paksaan sama sekali. “Berapapun hajatannya tidak ada paksakan, tidak mau jangan,” demikian imbuhnya. (rus)