Terobosan Ekonomi Kota Mataram Masih Belum Jelas

0

Mataram (Suara NTB) – Anggota Pansus RPJMD DPRD Kota Mataram, H. Muhtar, SH., memandang masih banyak hal yang belum jelas dalam RPJMD Kota Mataram tahun 2021 – 2026. ‘’Kalau di data ini masih banyak yang belum jelas, apalagi yang kaitannya dengan situasi dan kondisi saat ini. Boleh dikatakan, kalau dibandingnya dari tahun 2019 kemudian 2021 pasca gempa agak lumayan capaian ekonomi kita,’’ ungkapnya dalam rapat kerja pansus dengan tim ahli, Senin, 9 Agustus 2021.

Namun, sejak pandemi covid-19, terobosan di bidang ekonomi yang dilakukan Pemkot Mataram, masih belum jelas. Muhtar juga menyinggung soal beberapa kawasan di Kota Mataram yang dinilai masih amburadul. ‘’Ini juga mungkin perlu dipertegas lagi, terutama ada beberapa kawasan yang memang salah fungsi,’’ katanya.

Misalnya, lanjut politisi Partai Gerindra ini, ada kawasan yang sedianya merupakan kawasan pertamanan namun pada kenyataannya dimanfaatkan oleh para pelaku UKM. Padahal, Pemkot Mataram sudah mengalokasikan anggaran yang tidak kecil untuk melakukan penataan taman-taman kota. ‘’Tetapi karena salah fungsi akhirnya menjadi rusak,’’ sesalnya.

Hal ini, menurut Muhtar perlu menjadi kajian yang mendalam dalam RPJMD Kota Mataram 2021 -2026. ‘’Dulu saya juga pernah menyinggung kaitannya dengan bandara lama kita,’’ ucapnya. Sampai saat ini, arah pemanfaatan eks Bandara Selaparang, juga masih belum jelas. Padahal potensi kawasan itu cukup besar tapi tidak dimanfaatkan.

‘’Jangan-jangan disimpan, setelah harga tinggi baru dilempar lagi,’’ katanya. Oleh karena itu, mantan Wakil Ketua DPRD Kota Mataram ini meminta pansus mempertegas pemanfaatan eks Bandara Selaparang itu dalam RPJMD Kota Mataram lima tahun ke depan. ‘’Apakah melalui provinsi untuk dapat berbicara dengan pihak angkasa pura, mau jadi apa,’’ demikian Muhtar.

Karena, sambung anggota dewan dari daerah pemilihan Ampenan ini, kalau melihat Pulau Lombok yang tidak terlalu besar, tidak mungkin akan ada dua bandara. ‘’Tapi ini sudah berapa tahun bandara pindah ke Lombok Tengah tapi eks Bandara Selaparang ini menjadi kawasan yang saya lihat mubazir. Misalnya kalau bisa bandara lama ini, diberikan akses kepada Pemkot Mataram untuk melakukan penataan.

‘’Mungkin lumayanlah manfaatkan dan bisa dimanfaatkan untuk UKM-UKM kita,’’ ungkapnya. Namun, ujar Muhtar, keadaannya tidak semudah yang dibayangkan. Untuk memperbaiki jalan yang menuju ke Kebontalo saja, melintas di eks Bandara Selaparang , tidak bisa. ‘’Harus ada izin Angkasa Pura II. Nah inilah yang menurut saya tidak ada terobosan yang baik kaitannya dengan itu,’’ pungkasnya. (fit)