LAZ DASI NTB Massifkan Budidaya Maggot

0

Mataram (Suara NTB) – Lembaga Amil Zakat (LAZ) dari Dompet Amal Sejahtera Ibnu Abbas (DASI) Provinsi NTB mengembangkan budidaya maggot secara massif. Pertama untuk mendukung suksesnya program Zero Waste (Nol Sampah) yang dicanangkan Pemprov NTB.

Selain untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat, serta penyediaan pakan ternak dan perikanan. DASI NTB sudah punya pilot project di Narmada, Lombok Barat.  Maggot yang dibudidayakan ini baru mampu mengurai ratusan kilo limbah. DASI NTB bahkan menghasilkan produk maggot kemasan untuk pakan burung. Hanan Yusron, Manager MarKom LAZ DASI NTB kepada Suara NTB mengatakan, pengembangan budidaya maggot sudah menjadi program utamanya di NTB.

Sudah hampir setahun budidaya maggot dilakukan untuk mendukung program zero waste. “Menjelang dua tahun ini, bahkan proposal budidaya maggot kita sudah direspon oleh Kemendikbud. Nanti akan didukung pembiayaan. Bekerjasama dengan Universitas Bakrie di Jakarta dan Dompet Dhuafa,” ujar Hanan. LAZ DASI NTB mendampingi 20 kelompok peternak budidaya maggot se Pulau Lombok.

Kelompok-kelompok ternak maggot ini nantinya akan diberikan telur-telur maggot yang selanjutnya akan berkembangbiak mengurai sampah – sampah yang dikumpulkan. LAZ DASI NTB juga berencana mengembangkan budidaya maggot hingga di Pulau Sumbawa. Namun masih terkendala pintu masuknya melalui pemerintah daerah. “Kita bantu dari hulu ke hilir. Bahkan kita juga yang akan beli maggotnya kemudian,” jelas Hanan.

Maggot atau belatung merupakan larva dari lalat Black Soldier Fly (Hermetia Illucens, Stratimydae, Diptera) atau BSF. Meskipun keluarga lalat, namun ukuran BSF yang dikenal sebagai lalat tentara ini, lebih panjang dan besar. Maggot memang sangat istimewa dibandingkan bahan baku pakan alternatif lainnya karena mengandung nutrien yang lengkap untuk ikan dan kualitas yang baik. Selain itu, Maggot bisa diproduksi dalam waktu singkat dan berkesinambungan dengan jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pakan ikan.

Dalam prosesnya Maggot juga bisa diproduksi menjadi tepung (mag meal), sehingga bisa menekan biaya produksi pakan ikan maupun ternak unggas. LAZ DASI NTB ingin memassifkan budidaya maggot di NTB. Sebab selain dapat memaksimalkan mengurai sampah-sampah organik, maggot juga bisa dijadikan sumber-sumber ekonomi baru masyarakat.

Budidaya maggot tidak rumit dan membutuhkan teknologi. Panennya hingga pengolahan maggot fresh juga tak rumit. Masa panennya juga singkat, hanya dua minggu. “Pangsa pasarnya juga cukup terbuka. Karena NTB menjadi salah satu daerah potensial pengembangan ternak unggas dan perikanan,” demikian Hanan. (bul)